Biar makin seru chatting di point blank, kita bisa merubah warna teks point blank juga loh... Yup, kali ini facebooktrik akan berbagi ilmu tentang cara merubah warna chat point blank. Pasti penasaran kan? Baca terus yuk...
Ketikkan kode dibawah diikuti isi teks kamu :
{col:225.225.225} text kamu (untuk warna kuning)
{col:250.0.250} text kamu (untuk warna merah)
{col:999.333.333} text kamu (untuk warna coklat)
{col:333.999.999} text kamu (untuk warna hijau)
{col:0.255.255.255} text kamu (untuk warna biru)
{col:255.333.255} text kamu (untuk warna oranye)
Mudah kan? hehe... ^^v
Selamat mencoba ...
Ketikkan kode dibawah diikuti isi teks kamu :
{col:225.225.225} text kamu (untuk warna kuning)
{col:250.0.250} text kamu (untuk warna merah)
{col:999.333.333} text kamu (untuk warna coklat)
{col:333.999.999} text kamu (untuk warna hijau)
{col:0.255.255.255} text kamu (untuk warna biru)
{col:255.333.255} text kamu (untuk warna oranye)
Mudah kan? hehe... ^^v
Selamat mencoba ...
Proyeksi lklim dan Kualitas Udara 2010-2014
(Ini berita Seputar Indonesia 30 Juli 2009 yang meliput Seminar "Proyeksi Iklim dan Kualitas Udara 2010-2014" di LAPAN")
BANDUNG (SI) -Para pakar iklim, atmosfer, dan antariksa berhasil membuat proyeksi iklim dan kualitas udara Indonesia lima tahun mendatang (2010-2014). Dalam proyeksi tersebut, disebutkan penipisan lapisan ozon dan meluasnya hujan asam.
Proyeksi itu merupakan resume seminar nasional kerja sama Lapan dengan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) di Kantor Pusat Pemanfaatan Sains dan Atmosfer dan Iklim (PPSAI) Lapan Bandung, Jalan Dr Djundjunan No 133, Kota Bandung, yang berlangsung dua hari dan berakhir kemarin.
Proyeksi para pakar terbagi menjadi dua bagian, yakni proyeksi iklim lima tahun mendatang dan proyeksi kualitas udara dalarn kurun waktu yang sama. Dalam proyeksi iklim, para pakar belum dapat memperkirakan adanya kondisi ekstrem, tapi harus diwaspadai El Nino atau La Nina yang cenderung lebih sering terjadi.
"Ada kecenderungan awal lima tahun mendatang (2010-2012) relatif lebih kering dengan kemungkinan terjadi El Nino, dan akhir lima tahun mendatang (2012-2014) relatif lebih basah dengan kemungkinan terjadi La Nina”, ujar Kepala PPSAI Lapan Bandung Thomas Djamaluddin yang membuat resume dari berbagai model dan penelitian yang dipresentasikan.
Dalam proyeksi kualitas udara lima talum mendatang, para pakar memperkirakan ada kecenderungan sedikit penipisan lapisan ozon total di langit Indonesia dan perluasan hujan asam.
Penipisan ozon menyebabkan paparan ultraviolet matahari ke bumi semakin kuat, sementara hujan asam mengakibatkan gedung dan patung besi relatif lebih mudah rusak.
"Yang paling bahaya dari penipisan ozon adalah kanker kulit dan matinya beberapa biota. Orang harus lebih sering mengenakan jaket pada siang hari untuk melindungi kulit dari paparan ultraviolet," kataThomas.
Dia melanjutkan, kualitas udara di kota besar Indonesia lima tahun mendatang akan sangat dipengaruhi aktivitas industri dan transportasi. Emisi akan terus bertambah seiring peningkatan pemanfaatan sumber energi. Kebakaran hutan terkait erat dengan fenomena El Nino.
Menurut dia, kualitas udara lima tahun mendatang juga akan sangat dipengaruhi kebakaran hutan dan lahan yang terkait erat dengan El Nino. "Kualitas udara 2010-2014 tergantung pengendalian pencemaran dan pengendalian kebakaran hutan yang cenderung meningkat saat El Nino. Ozon yang cenderung sedikit menipis harus tetap dipantau", ujarnya.
Dia mengatakan, proyeksi para pakar itu akan diberikan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan berbagai pemerintah daerah sebagai lembaga resmi yang berwenang menyusun rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). "Mudah-mudahan bisa menjadi masukan," katanya.
Tentu saja, kata dia, berbagai penelitian dan model para pakar itu masih harus dikaji lebih rinci dan diperkirakan secara berkala. "Hasil penelitian harus dikomunikasikan dan diperbandingkan satu sama lain karena terbukti tidak ada penelitian atau model yang sama persis," katanya.
Tetapi dia berharap proyeksi ini tetap menjadi acuan pemerintah pusat dalam melakukan pembangunan.yang ramah lingkungan. "Kebijakan yang dilakukan sebaiknya jangan terburu-buru, harus ada SOP dan bukan bersifat dadakan. Ketika ada informasi El Nino, jangan sampai kemudian mengimpor betas, itu malah menunjukkan kepanikan dan bukan skenario yang dipersiapkan jauh sebelumnya," kataThomas.
(Ini berita Seputar Indonesia 30 Juli 2009 yang meliput Seminar "Proyeksi Iklim dan Kualitas Udara 2010-2014" di LAPAN")
BANDUNG (SI) -Para pakar iklim, atmosfer, dan antariksa berhasil membuat proyeksi iklim dan kualitas udara Indonesia lima tahun mendatang (2010-2014). Dalam proyeksi tersebut, disebutkan penipisan lapisan ozon dan meluasnya hujan asam.
Proyeksi itu merupakan resume seminar nasional kerja sama Lapan dengan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) di Kantor Pusat Pemanfaatan Sains dan Atmosfer dan Iklim (PPSAI) Lapan Bandung, Jalan Dr Djundjunan No 133, Kota Bandung, yang berlangsung dua hari dan berakhir kemarin.
Proyeksi para pakar terbagi menjadi dua bagian, yakni proyeksi iklim lima tahun mendatang dan proyeksi kualitas udara dalarn kurun waktu yang sama. Dalam proyeksi iklim, para pakar belum dapat memperkirakan adanya kondisi ekstrem, tapi harus diwaspadai El Nino atau La Nina yang cenderung lebih sering terjadi.
"Ada kecenderungan awal lima tahun mendatang (2010-2012) relatif lebih kering dengan kemungkinan terjadi El Nino, dan akhir lima tahun mendatang (2012-2014) relatif lebih basah dengan kemungkinan terjadi La Nina”, ujar Kepala PPSAI Lapan Bandung Thomas Djamaluddin yang membuat resume dari berbagai model dan penelitian yang dipresentasikan.
Dalam proyeksi kualitas udara lima talum mendatang, para pakar memperkirakan ada kecenderungan sedikit penipisan lapisan ozon total di langit Indonesia dan perluasan hujan asam.
Penipisan ozon menyebabkan paparan ultraviolet matahari ke bumi semakin kuat, sementara hujan asam mengakibatkan gedung dan patung besi relatif lebih mudah rusak.
"Yang paling bahaya dari penipisan ozon adalah kanker kulit dan matinya beberapa biota. Orang harus lebih sering mengenakan jaket pada siang hari untuk melindungi kulit dari paparan ultraviolet," kataThomas.
Dia melanjutkan, kualitas udara di kota besar Indonesia lima tahun mendatang akan sangat dipengaruhi aktivitas industri dan transportasi. Emisi akan terus bertambah seiring peningkatan pemanfaatan sumber energi. Kebakaran hutan terkait erat dengan fenomena El Nino.
Menurut dia, kualitas udara lima tahun mendatang juga akan sangat dipengaruhi kebakaran hutan dan lahan yang terkait erat dengan El Nino. "Kualitas udara 2010-2014 tergantung pengendalian pencemaran dan pengendalian kebakaran hutan yang cenderung meningkat saat El Nino. Ozon yang cenderung sedikit menipis harus tetap dipantau", ujarnya.
Dia mengatakan, proyeksi para pakar itu akan diberikan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan berbagai pemerintah daerah sebagai lembaga resmi yang berwenang menyusun rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). "Mudah-mudahan bisa menjadi masukan," katanya.
Tentu saja, kata dia, berbagai penelitian dan model para pakar itu masih harus dikaji lebih rinci dan diperkirakan secara berkala. "Hasil penelitian harus dikomunikasikan dan diperbandingkan satu sama lain karena terbukti tidak ada penelitian atau model yang sama persis," katanya.
Tetapi dia berharap proyeksi ini tetap menjadi acuan pemerintah pusat dalam melakukan pembangunan.yang ramah lingkungan. "Kebijakan yang dilakukan sebaiknya jangan terburu-buru, harus ada SOP dan bukan bersifat dadakan. Ketika ada informasi El Nino, jangan sampai kemudian mengimpor betas, itu malah menunjukkan kepanikan dan bukan skenario yang dipersiapkan jauh sebelumnya," kataThomas.
Pada senja hari kita sering melihat sebuah "bintang" terang di langit Barat. Orang menyebutnya itu Bintang Kejora. Bila muncul di timur pada dini hari orang menyebutnya Bintang Timur. Sebenarnya itu bukan bintang, tetapi sebuah planet. Karena sangat terangnya, planet ini sangat mudah dikenali. Sesaat setelah Matahari terbenam, sebelum bintang-bintang lain terlihat, planet itu tampak terang. Semakin malam semakin cemerlang. Bila dilihat dengan teleskop, yang tampak adalah benda terang berbentuk sabit, seperti bulan sabit. Sama seperti bulan sabit, cahaya Venus sabit pun berasal dari cahaya Matahari.
Karena ukuran dan sifatnya yang hampir sama dengan Bumi, planet ini sering disebut saudara kembar Bumi. Namun, saudara Bumi ini jauh lebih panas daripada Bumi. Bukan hanya karena jaraknya ke Matahari lebih dekat daripada Bumi, tetapi juga karena efek rumah kaca (green house effect). Bumi bisa belajar banyak tentang akibat efek rumah kaca pada saudara kembarnya, Venus.
Efek Rumah Kaca
Global warming (pemanasan global) belakangan ini menjadi topik pembicaraan hangat. Dunia makin menghangat suhunya. Penyebabnya adalah efek rumah kaca. Namun banyak yang salah menafsirkanya. Seolah-olah efek rumah kaca adalah efek pemanasan akibat banyaknya gedung-gedung berkaca di kota-kota besar yang memantulkan cahaya Matahari ke lingkungan sekitarnya. Tetapi pengertian sebenarnya bukan itu, walaupun tampaknya secara logika efek pemanasan terjadi juga pada lingkungan terbatas di sekitarnya. Efek rumah kaca bersifat global, seluruh tempat di permukaan bumi merasakannya.
Efek rumah kaca adalah efek pemanasan akibat terperangkapnya panas yang tidak dapat dilepaskan ke luar angkasa. Penamaan itu untuk memberikan gambaran prosesnya seperti yang terjadi pada rumah kaca yang biasa digunakan untuk melindungi tanaman (bunga-bungaan atau sayur-sayuran) di daerah pegunungan atau negara bermusim dingin agar tetap hangat. Cahaya Matahari masuk menembus kaca dan menghangatkan tanah dan udara di dalamnya. Namun panas itu tidak bisa ke luar karena terperangkap oleh kaca itu. Makin lama suhu di dalam rumah kaca itu akan makin panas.
Venus kini mengalami efek seperti itu. Bumi juga merasakannya. Bukan kaca yang menyebabkan panas di Venus atau di Bumi itu terperangkap tetapi awan, uap air, dan gas-gas penyerap panas yang disebut "gas rumah kaca" (GRK) seperti CO2 (karbon dioksida), CH4 (metan), CFC (klorofluorkarbon), dan NOx (oksida Nitrogen).
Planet terpanas
Venus letaknya lebih dekat ke Matahari daripada Bumi. Jaraknya ke Matahari sekitar 105 juta km. Sedangkan jarak Bumi dari Matahari sekitar 150 juta km. Karena itu Venus lebih panas daripada Bumi. Tetapi yang menjadikan Venus sangat panas bukan karena jaraknya relatif dekat dengan Matahari. Planet Merkurius yang paling dekat dengan Matahari panasnya hanya sekitar 430 derajat C. Sedangkan Venus panasnya mencapai 460 derajat C.
Carl Sagan dalam desertasi doktornya tahun 1960-an menjelaskan bahwa ada proses efek rumah kaca yang sangat hebat di Venus yang menyebabkan planet ini makin lama makin panas. Hasil pengamatan pesawat antariksa yang dikirim meneliti Venus, Venera dan Pioneer, menunjukkan bahwa atmosfer Venus hampir seluruhnya terdiri dari CO2 (96,5 %). Bandingkan dengan CO2 di atmosfer Bumi yang hanya sekitar 0,05 %. Awan tebal yang selalu menyelimuti Venus berada pada ketinggian 30-60 km dan terdiri dari awan asam sulfat (H2SO4, sejenis dengan air keras pada aki).
Kandungan CO2 yang sangat tinggi menyebabkan hebatnya efek rumah kaca. Cahaya Matahari yang menerobos sela-sela awan tebal kemudian memanaskan permukaan Venus. Panasnya yang dipantulkan lagi tidak bisa ke luar ke angkasa tetapi segera diserap oleh CO2 yang menyebabkan suhu atmosfernya makin panas.
Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa Venus pada awalnya mungkin mempunyai air seperti halnya bumi. Efek rumah kaca akibat kandungan uap air dan CO2 menyebabkan suhu atmosfer Venus makin panas. Akibatnya, uap air makin banyak di udara. Tambahan uap air menyebabkan penyerapan panas lebih banyak lagi sehingga suhunya atmosfer makin panas. Karena pemanasan yang makin hebat batuan kapur (CaCO3) pun mengalami perubahan menjadi CaO dan melepaskan CO2. Semakin banyak CO2 dan uap air di udara pemanasan oleh efek rumah kaca semakin hebat. Dan seterusnya pemanasan menyebabkan semakin banyak uap air dan CO2. Terjadilah pemacuan efek rumah kaca (runaway greenhouse effect) yang menyebabkan pemanasan makin cepat.
Uap air bereaksi dengan gas SO2 yang mungkin dilepaskan oleh gunung berapi di Venus. Akibatnya terjadilah awan asam sulfat. Sementara itu uap air (H2O) dengan pengaruh sinar ultra violet Matahari akan pecah menjadi atom Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Atom Hidrogen akan lepas ke luar angkasa, kecuali yang bermassa besar yang disebut Deutorium. Sedangkan oksigen bereaksi dengan batuan di permukaan Venus. Karena uap air tidak berproses lagi menjadi awan dan hujan, air di Venus makin hilang.
Pelajaran bagi Bumi
Bumi menerima panas dari Matahari. Tetapi hanya sekitar 45 % yang mencapai permukaan Bumi. Sebanyak 40 % dipantulkan lagi ke angkasa luar oleh awan dan debu-debu di atmosfer atas, terutama debu-debu dari letusan gunung berapi. Dan 15 % lainnya diserap oleh atmosfer. Sinar ultra violet diserap oleh lapisan ozon. Sinar infra merah terutama diserap oleh uap air dan CO2.
Bumi yang terpanasi kemudian akan memancarkan lagi panas (dalam bentuk sinar infra merah) ke atas. Panas itu sebagian diserap oleh uap air, gas-gas GRK (terutama CO2), dan awan. Sebagian sisanya dilepaskan ke luar angkasa. Awan yang menghangat juga kemudian akan memancarkan lagi panasnya ke bawah. Inilah proses efek rumah kaca yang menyebabkan pada malam hari pun atmosfer Bumi terasa masih cukup hangat. Tanpa efek rumah kaca, panas Matahari tidak tersimpan yang bisa mengakibatkan perubahan suhu yang drastis antara siang dan malam.
Masalahnya bila efek rumah kaca terjadi peningkatan. Bila panas yang diserap oleh uap air dan GRK meningkat, suhu atmosfer akan meningkat. Ini akan mengakibatkan melelehnya gunung es di kutub yang akan menaikkan ketinggian air laut. Kalau itu terjadi, banyak pulau dan daerah pantai yang tenggelam.
Di samping itu, peningkatan efek rumah kaca bisa mengubah iklim secara global. Bukan hanya suhu atmosfer yang meningkat, pola curah hujan pun akan berubah. Karena itu pemantauan dan penelitian tentang efek rumah kaca serta dampaknya pada perubahan iklim kini makin digiatkan. Di Indonesia, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung sangat peduli dengan penelitian GRK dan pengaruhnya pada perubahan iklim. Pemantauan GRK dan penelitian model iklim yang dipengaruhinya, khususnya di Indonesia, merupakan salah satu bagian penelitiannya.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan suhu di permukaan Bumi selama ribuan tahun sangat dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan metan dalam kurun waktu itu. Sementara itu penelitian lain menunjukkan bahwa peningkatan 15% CO2 selama seabad ini telah meningkatkan suhu rata-rata atmosfer di permukaan Bumi sekitar 0,25 - 0,50 derajat C.
Perkembangan industri dan pemakaian kendaraan bermotor memacu peningkatan jumlah CO2 di atmosfer. Penelitian di Mauna Loa, Hawaii, dalam waktu lebih dari 30 tahun menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 terus mengingkat dengan laju peningkatan 0,4 persen per tahun. Jika keadaan ini terus berlangsung, pada awal abad 21 mendatang konsentrasi CO2 di atmosfer akan menjadi dua kali lipat dari konsentrasinya sebelum zaman industri.
Di Indonesia peningkatan GRK juga terjadi sebagai hasil dampak perkembangan indistri dan pemakaian kendaraan bermotor. Salah satu hasil pemantauan yang dilakukan LAPAN Bandung sejak 1989 menunjukkan kecenderungan peningkatan konsentrasi CO2 di kota Bandung. baik pada musim kemarau (Juni) maupun musim hujan (Desember). Walaupun pengaruhnya pada peningkatan suhu kota Bandung belum terlihat untuk jangka pendek ini, namun dalam jangka panjang perubahan suhu itu akan terasa. Bandung yang terkenal sejuk, makin lama akan makin panas bila efek rumah kaca terus meningkat (Catatan: tulisan ini dibuat 1996, saat ini data satelit yang dianalisis peneliti LAPAN menunjukkan ada efek "urban heat island", yaitu efek pemanasan kota di Bandung).
Dari berbagai skenario perubahan iklim yang mungkin terjadi akibat pelepasan GRK oleh aktivitas manusia, disimpulkan bahwa suhu global pada abad mendatang akan naik sekitar 0,1 - 0,3 derajat per dekade. Suhu di negara-negara industri di Eropa dan Amerika Utara mungkin akan meningkat lebih tinggi dari rata-rata itu yang diikuti dengan penurunan curah hujan dan tanah relatif lebih kering.
Untuk Indonesia, termasuk juga daerah tropik dan negara-negara di belahan Bumi selatan, belum banyak diketahui skenario perubahannya. Peneliti-peneliti di LAPAN Bandung, dengan menggunakan model iklim yang ada dan yang akan dikembangkan, berusaha mengetahui skenario perubahan iklim di Indonesia akibat peningkatan efek rumah kaca dan faktor-faktor lainnya. Pengaruh variabilitas Matahari pada perubahan iklim merupakan faktor lain yang turut diperhitungkan.
Peningkatan suhu global pada abad 21 mendatang, diperkirakan akan meningkatkan tinggi pemukaan air laut sekitar 6 cm per dekade, terutama akibat pengembangan air laut dan pencairan lapisan es di kutub. Menjelang tahun 2030 tinggi air laut rata-rata dunia meningkat sekitar 20 cm dibandingkan saat ini. Di beberapa wilayah mungkin lebih dari itu dan di wilayah lain mungkin kurang dari itu. Namun itu cukup mengkhawatirkan. Dalam jangka panjang beberapa pulau akan hilang dan laut menggenangi daerah pinggiran pantai.
Hal yang dikhawatirkan adalah terjadinya pemacuan efek rumah kaca di Bumi. Kenaikan suhu atmosfer bukan hanya menaikkan ketinggian air laut, tetapi juga menyebabkan makin cepatnya penguapan dan kekeringan. Uap air di atmosfer merupakan penyerap panas yang baik seperti GRK lainnya. Bila itu ditambah dengan pelepasan CO2 yang tak terkendali dari kendaraan bermotor, industri, dan kebakaran hutan, efek rumah kaca akan dipacu makin cepat. Akibatnya, suhu akan makin cepat meningkat.
Belajar pada Venus, saudara kembar Bumi, pemacuan efek rumah kaca berdampak sangat hebat. Dengan pemacuan efek rumah kaca, bukan tidak mungkin Bumi kita bisa menjadi seperti Venus.
Karena ukuran dan sifatnya yang hampir sama dengan Bumi, planet ini sering disebut saudara kembar Bumi. Namun, saudara Bumi ini jauh lebih panas daripada Bumi. Bukan hanya karena jaraknya ke Matahari lebih dekat daripada Bumi, tetapi juga karena efek rumah kaca (green house effect). Bumi bisa belajar banyak tentang akibat efek rumah kaca pada saudara kembarnya, Venus.
Efek Rumah Kaca
Global warming (pemanasan global) belakangan ini menjadi topik pembicaraan hangat. Dunia makin menghangat suhunya. Penyebabnya adalah efek rumah kaca. Namun banyak yang salah menafsirkanya. Seolah-olah efek rumah kaca adalah efek pemanasan akibat banyaknya gedung-gedung berkaca di kota-kota besar yang memantulkan cahaya Matahari ke lingkungan sekitarnya. Tetapi pengertian sebenarnya bukan itu, walaupun tampaknya secara logika efek pemanasan terjadi juga pada lingkungan terbatas di sekitarnya. Efek rumah kaca bersifat global, seluruh tempat di permukaan bumi merasakannya.
Efek rumah kaca adalah efek pemanasan akibat terperangkapnya panas yang tidak dapat dilepaskan ke luar angkasa. Penamaan itu untuk memberikan gambaran prosesnya seperti yang terjadi pada rumah kaca yang biasa digunakan untuk melindungi tanaman (bunga-bungaan atau sayur-sayuran) di daerah pegunungan atau negara bermusim dingin agar tetap hangat. Cahaya Matahari masuk menembus kaca dan menghangatkan tanah dan udara di dalamnya. Namun panas itu tidak bisa ke luar karena terperangkap oleh kaca itu. Makin lama suhu di dalam rumah kaca itu akan makin panas.
Venus kini mengalami efek seperti itu. Bumi juga merasakannya. Bukan kaca yang menyebabkan panas di Venus atau di Bumi itu terperangkap tetapi awan, uap air, dan gas-gas penyerap panas yang disebut "gas rumah kaca" (GRK) seperti CO2 (karbon dioksida), CH4 (metan), CFC (klorofluorkarbon), dan NOx (oksida Nitrogen).
Planet terpanas
Venus letaknya lebih dekat ke Matahari daripada Bumi. Jaraknya ke Matahari sekitar 105 juta km. Sedangkan jarak Bumi dari Matahari sekitar 150 juta km. Karena itu Venus lebih panas daripada Bumi. Tetapi yang menjadikan Venus sangat panas bukan karena jaraknya relatif dekat dengan Matahari. Planet Merkurius yang paling dekat dengan Matahari panasnya hanya sekitar 430 derajat C. Sedangkan Venus panasnya mencapai 460 derajat C.
Carl Sagan dalam desertasi doktornya tahun 1960-an menjelaskan bahwa ada proses efek rumah kaca yang sangat hebat di Venus yang menyebabkan planet ini makin lama makin panas. Hasil pengamatan pesawat antariksa yang dikirim meneliti Venus, Venera dan Pioneer, menunjukkan bahwa atmosfer Venus hampir seluruhnya terdiri dari CO2 (96,5 %). Bandingkan dengan CO2 di atmosfer Bumi yang hanya sekitar 0,05 %. Awan tebal yang selalu menyelimuti Venus berada pada ketinggian 30-60 km dan terdiri dari awan asam sulfat (H2SO4, sejenis dengan air keras pada aki).
Kandungan CO2 yang sangat tinggi menyebabkan hebatnya efek rumah kaca. Cahaya Matahari yang menerobos sela-sela awan tebal kemudian memanaskan permukaan Venus. Panasnya yang dipantulkan lagi tidak bisa ke luar ke angkasa tetapi segera diserap oleh CO2 yang menyebabkan suhu atmosfernya makin panas.
Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa Venus pada awalnya mungkin mempunyai air seperti halnya bumi. Efek rumah kaca akibat kandungan uap air dan CO2 menyebabkan suhu atmosfer Venus makin panas. Akibatnya, uap air makin banyak di udara. Tambahan uap air menyebabkan penyerapan panas lebih banyak lagi sehingga suhunya atmosfer makin panas. Karena pemanasan yang makin hebat batuan kapur (CaCO3) pun mengalami perubahan menjadi CaO dan melepaskan CO2. Semakin banyak CO2 dan uap air di udara pemanasan oleh efek rumah kaca semakin hebat. Dan seterusnya pemanasan menyebabkan semakin banyak uap air dan CO2. Terjadilah pemacuan efek rumah kaca (runaway greenhouse effect) yang menyebabkan pemanasan makin cepat.
Uap air bereaksi dengan gas SO2 yang mungkin dilepaskan oleh gunung berapi di Venus. Akibatnya terjadilah awan asam sulfat. Sementara itu uap air (H2O) dengan pengaruh sinar ultra violet Matahari akan pecah menjadi atom Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Atom Hidrogen akan lepas ke luar angkasa, kecuali yang bermassa besar yang disebut Deutorium. Sedangkan oksigen bereaksi dengan batuan di permukaan Venus. Karena uap air tidak berproses lagi menjadi awan dan hujan, air di Venus makin hilang.
Pelajaran bagi Bumi
Bumi menerima panas dari Matahari. Tetapi hanya sekitar 45 % yang mencapai permukaan Bumi. Sebanyak 40 % dipantulkan lagi ke angkasa luar oleh awan dan debu-debu di atmosfer atas, terutama debu-debu dari letusan gunung berapi. Dan 15 % lainnya diserap oleh atmosfer. Sinar ultra violet diserap oleh lapisan ozon. Sinar infra merah terutama diserap oleh uap air dan CO2.
Bumi yang terpanasi kemudian akan memancarkan lagi panas (dalam bentuk sinar infra merah) ke atas. Panas itu sebagian diserap oleh uap air, gas-gas GRK (terutama CO2), dan awan. Sebagian sisanya dilepaskan ke luar angkasa. Awan yang menghangat juga kemudian akan memancarkan lagi panasnya ke bawah. Inilah proses efek rumah kaca yang menyebabkan pada malam hari pun atmosfer Bumi terasa masih cukup hangat. Tanpa efek rumah kaca, panas Matahari tidak tersimpan yang bisa mengakibatkan perubahan suhu yang drastis antara siang dan malam.
Masalahnya bila efek rumah kaca terjadi peningkatan. Bila panas yang diserap oleh uap air dan GRK meningkat, suhu atmosfer akan meningkat. Ini akan mengakibatkan melelehnya gunung es di kutub yang akan menaikkan ketinggian air laut. Kalau itu terjadi, banyak pulau dan daerah pantai yang tenggelam.
Di samping itu, peningkatan efek rumah kaca bisa mengubah iklim secara global. Bukan hanya suhu atmosfer yang meningkat, pola curah hujan pun akan berubah. Karena itu pemantauan dan penelitian tentang efek rumah kaca serta dampaknya pada perubahan iklim kini makin digiatkan. Di Indonesia, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung sangat peduli dengan penelitian GRK dan pengaruhnya pada perubahan iklim. Pemantauan GRK dan penelitian model iklim yang dipengaruhinya, khususnya di Indonesia, merupakan salah satu bagian penelitiannya.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan suhu di permukaan Bumi selama ribuan tahun sangat dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan metan dalam kurun waktu itu. Sementara itu penelitian lain menunjukkan bahwa peningkatan 15% CO2 selama seabad ini telah meningkatkan suhu rata-rata atmosfer di permukaan Bumi sekitar 0,25 - 0,50 derajat C.
Perkembangan industri dan pemakaian kendaraan bermotor memacu peningkatan jumlah CO2 di atmosfer. Penelitian di Mauna Loa, Hawaii, dalam waktu lebih dari 30 tahun menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 terus mengingkat dengan laju peningkatan 0,4 persen per tahun. Jika keadaan ini terus berlangsung, pada awal abad 21 mendatang konsentrasi CO2 di atmosfer akan menjadi dua kali lipat dari konsentrasinya sebelum zaman industri.
Di Indonesia peningkatan GRK juga terjadi sebagai hasil dampak perkembangan indistri dan pemakaian kendaraan bermotor. Salah satu hasil pemantauan yang dilakukan LAPAN Bandung sejak 1989 menunjukkan kecenderungan peningkatan konsentrasi CO2 di kota Bandung. baik pada musim kemarau (Juni) maupun musim hujan (Desember). Walaupun pengaruhnya pada peningkatan suhu kota Bandung belum terlihat untuk jangka pendek ini, namun dalam jangka panjang perubahan suhu itu akan terasa. Bandung yang terkenal sejuk, makin lama akan makin panas bila efek rumah kaca terus meningkat (Catatan: tulisan ini dibuat 1996, saat ini data satelit yang dianalisis peneliti LAPAN menunjukkan ada efek "urban heat island", yaitu efek pemanasan kota di Bandung).
Dari berbagai skenario perubahan iklim yang mungkin terjadi akibat pelepasan GRK oleh aktivitas manusia, disimpulkan bahwa suhu global pada abad mendatang akan naik sekitar 0,1 - 0,3 derajat per dekade. Suhu di negara-negara industri di Eropa dan Amerika Utara mungkin akan meningkat lebih tinggi dari rata-rata itu yang diikuti dengan penurunan curah hujan dan tanah relatif lebih kering.
Untuk Indonesia, termasuk juga daerah tropik dan negara-negara di belahan Bumi selatan, belum banyak diketahui skenario perubahannya. Peneliti-peneliti di LAPAN Bandung, dengan menggunakan model iklim yang ada dan yang akan dikembangkan, berusaha mengetahui skenario perubahan iklim di Indonesia akibat peningkatan efek rumah kaca dan faktor-faktor lainnya. Pengaruh variabilitas Matahari pada perubahan iklim merupakan faktor lain yang turut diperhitungkan.
Peningkatan suhu global pada abad 21 mendatang, diperkirakan akan meningkatkan tinggi pemukaan air laut sekitar 6 cm per dekade, terutama akibat pengembangan air laut dan pencairan lapisan es di kutub. Menjelang tahun 2030 tinggi air laut rata-rata dunia meningkat sekitar 20 cm dibandingkan saat ini. Di beberapa wilayah mungkin lebih dari itu dan di wilayah lain mungkin kurang dari itu. Namun itu cukup mengkhawatirkan. Dalam jangka panjang beberapa pulau akan hilang dan laut menggenangi daerah pinggiran pantai.
Hal yang dikhawatirkan adalah terjadinya pemacuan efek rumah kaca di Bumi. Kenaikan suhu atmosfer bukan hanya menaikkan ketinggian air laut, tetapi juga menyebabkan makin cepatnya penguapan dan kekeringan. Uap air di atmosfer merupakan penyerap panas yang baik seperti GRK lainnya. Bila itu ditambah dengan pelepasan CO2 yang tak terkendali dari kendaraan bermotor, industri, dan kebakaran hutan, efek rumah kaca akan dipacu makin cepat. Akibatnya, suhu akan makin cepat meningkat.
Belajar pada Venus, saudara kembar Bumi, pemacuan efek rumah kaca berdampak sangat hebat. Dengan pemacuan efek rumah kaca, bukan tidak mungkin Bumi kita bisa menjadi seperti Venus.
Khaulah binti Al-Azwar
Duhai engkau sang pejuang
Laksana mawar di tengah ilalang
Amarah dan kesedihan yang mendalam
Telah mengobarkan semangatmu
Kegesitanmu laksana pejuang sejati
Sepak terjangmu menyisakan kekaguman
Berbanggalah ibu yang melahirkanmu
Menjadi seorang wanita mujahid
Dikisahkan ketika Khalid bin Al-Walid mendekati medan perang dalam salah satu pertemumpuran di Ajnadin menghadapi bangsa Rowami dalam episode penaklukkan Damaskus, tiba-tiba ia melihat seorang prajurit penunggang kuda melesat melewatinya dari belakang dan berkuda menuju pasukan Romawi. Sebelum Khalid sempat menahannya, ia telah menghilang, Bertubuh langsing dan berpakaian hitam, penunggang kuda itu mengenakan pelindung di dadanya, bersenjatakan pedang dan tombak. Khalid melihat ia mengenakan sorban hijau dan selendang yang menutupi wajahnya sebagai cadar dan hanya matanya saja yang terlihat. Khalid tiba di medan perang bersamaan dia melihat penunggang kuda itu melemparkan dirinya kedalam pasukan Romawi dengan penuh kemarahan yang membuat semua yang hadir mengira bahwa ia dan kudanya gila. Rafi – pemimpin pasukan yang waktu itu menggantikan Dhirar yang ditawan oleh tentara Romawi - melihatnya sebelum melihat kedatangan Khalid dan berkata, ”Dia menyerang seperti Khalid, tetapi jelas dia bukan Khalid.” Kemudian Khalid bergabung dengan Rafi.
Khalid langsung menggambungkan kelompok Rafi dan pasukan berkuda yang dibawanya dan menyebarkannya dalam kombinasi kekuatan untuk berperang. Sementara itu penunggang bertopeng menunjukkan aksi berkuda dan penyerangan dengan tombaknya yang mendebarkan kaum Muslimin. Dia terus maju menyerang barisan depan pasukan Romawi dan membunuh seorang prajurit, lalu dia berkuda lagi kebagian depan yang lain dan menyerang prajurit di barisan depan, dan seterusnya. Beberapa orang prajurit Romawi maju untuk menghadangnya namun berhasil dijatuhkan dengan permainan tombaknya yang dashsyat. Kagum terhadap pemandangan yang menakjubkan tersebut, pasukan Muslimin masih belum dapat melihat siapa gerangan pejuang itu, kecuali bahwa dia adalah postur seorang anak muda dan sepasang mata yang tajam bercahaya di atas cadarnya. Sang penunggang kuda tampaknya hendak bunuh diri karena dengan pakaian dan tombak yang berlumuran darah dia kembali menyerang prajurit Romawi. Keberanian sang pejuang memberikan keberanian baru bagi kelompok Rafi (yang semua hampir terkalahkan sebelum kedatangan pasukan Khalid bin al-Walid), yang melupakan kelelahan mereka dan menyerbu ke medan perang dengan semangat baru yang tinggi ketika Khalid memerintahkan untuk menyerang.
Penunggang bercadar, yang kini diikuti oleh prajurit lainnya, melanjutkan pertempurannya dengan prajurit Romawi ketika seluruh pasukan kaum Muslimin menyerbu. Segera setelah serbuan umum itu, Khalid mendekat kepada sang penunggang dan bertanya, ”Wahai pejuang, tunjukkanlah wajahmu!” Sepasang mata hitam berkilat menatap Khalid sebelum berbalik dan kembali menyerang tentara Romawi. Kemudian beberapa orang tentara Khalid menyusulnya dan berkata kepadanya. ”Wahai pejuang yang mulia, komandanmu memanggilmu dan engkau pergi darinya! Tunjukkan kepada kami wajahmu dan sebutkan namamu agar engkau dapat dihormat selayaknyai.” Sang penunggang kuda kembali berbalik pergi seolah dengan sengaja merahasiakan identitas dirinya.
Ketika sang penunggang kuda kembali dari serangannya, dia melewati Khalid, yang menyuruhnya dengan tegas untuk berhenti. Dia menarik kudanya berhenti, Khalid melanjutkan: ”Engkau telah berbuat banyak yang memenuhi hati kami dengan kekaguman. Siapakah anda?”
Khalid hampir terjatuh dari kudanya ketika dia mendengarkan jawaban dari penunggang kuda bercadar, karena yang didengarnya adalah suara seorang gadis. ”Wahai komandan, bukannya aku enggan menjawab pertanyaan anda, hanya saja aku merasa malu, sebab anda seorang pemimpin yang agung, sedangkan aku adalah gadis pingitan. Sesungguhnya tiada lain yang mendorongku untuk melakukan hal seperti itu melainkan karena hatiku terbakar dan aku sangat sedih.
Khalid dibuat kagum kepada orang tua itu, Al-Azwar, yang menjadi ayah pejaung-pejuang pemberani, laki-laki dan perempuan. ”Kalau begitu bergabunglah bersama kami.”
Itulah dia, Khaulah binti Al-Azwar, seorang gadis pemberani, yang membuat kagum pasukan Muslimin dengan sepak terjangnya menyerang tentara Romawi. Kesedihan dan kemarahan akan berita ditawannya saudaranya tercinta, Dhirar bin al-Azwar, membuatnya tampil ke medan perang sebagai pejuang, dan tidak lagi berada di barisan belakang sebagai perawat prajurit yang terluka dan mengurus perbekalan sebagaimana yang dilakukan sebelumnya bersama para wanita yang ikut dalam peperangan.
Dikisahkan dalam perang Yarmuk, Khaulah, isteri Zubair, Ummu Hakim dan kaum wanita lainnya ikut terlibat di dalam peperangan. Dengan bersenjatakan tombak dan tiang-tiang tenda, mereka melawan setiap tentara musuh yang mendekat, dan membawakan air bagi pasukan muslimin yang terluka dan kehausan. Ia berteriak kepada kaumnya: ”Sebagian kalian jangan sampai terpisah dari lainnya. Jadilah seakan-akan satu lingkaran dan jangan berpencar karena itu akan menyebabkan kalian mudah dikuasai lalu akan terjadi perpecahan diantara kalian. Hancurkan tombak-tombak mereka, patahkan pedang-pedang mereka!”
Dia berperang dengan seorang tentara Romawi, namun lawannya adalah pemain pedang yang lebih baik dan berhasil memukul kepala Khaulah dengan pedangnya, dan akibatnya ia terjatuh dengan darah yang bersimbah membasahi kepalanya. Ketika pasukan Romawi dipukul mundur, dan wanita lainnya melihat tubuhnya tidak bergerak, ia menangis sedih dan bergegas mencari Dhirar untuk mengabarkan bahwa saudarinya tercita telah tiada. Namun Dhirar tidak dapat ditemu hingga malam tiba. Ketika ia kahirnya tiba di tempat saudarinya, Khaulah duduk dan tersenyum. Dia sungguh baik-baik saja!
Maraji:
1. "The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed, His Life and Campaigns" oleh mantan Lieutenant-General A.I. Akram of the Pakistan Army, in October 1969.
2. “Dzatul Himmah” (Setinggi Cita Wanita Perindu Surga) oleh Isham bin Muhammad Asy-Syarif.
Duhai engkau sang pejuang
Laksana mawar di tengah ilalang
Amarah dan kesedihan yang mendalam
Telah mengobarkan semangatmu
Kegesitanmu laksana pejuang sejati
Sepak terjangmu menyisakan kekaguman
Berbanggalah ibu yang melahirkanmu
Menjadi seorang wanita mujahid
Dikisahkan ketika Khalid bin Al-Walid mendekati medan perang dalam salah satu pertemumpuran di Ajnadin menghadapi bangsa Rowami dalam episode penaklukkan Damaskus, tiba-tiba ia melihat seorang prajurit penunggang kuda melesat melewatinya dari belakang dan berkuda menuju pasukan Romawi. Sebelum Khalid sempat menahannya, ia telah menghilang, Bertubuh langsing dan berpakaian hitam, penunggang kuda itu mengenakan pelindung di dadanya, bersenjatakan pedang dan tombak. Khalid melihat ia mengenakan sorban hijau dan selendang yang menutupi wajahnya sebagai cadar dan hanya matanya saja yang terlihat. Khalid tiba di medan perang bersamaan dia melihat penunggang kuda itu melemparkan dirinya kedalam pasukan Romawi dengan penuh kemarahan yang membuat semua yang hadir mengira bahwa ia dan kudanya gila. Rafi – pemimpin pasukan yang waktu itu menggantikan Dhirar yang ditawan oleh tentara Romawi - melihatnya sebelum melihat kedatangan Khalid dan berkata, ”Dia menyerang seperti Khalid, tetapi jelas dia bukan Khalid.” Kemudian Khalid bergabung dengan Rafi.
Khalid langsung menggambungkan kelompok Rafi dan pasukan berkuda yang dibawanya dan menyebarkannya dalam kombinasi kekuatan untuk berperang. Sementara itu penunggang bertopeng menunjukkan aksi berkuda dan penyerangan dengan tombaknya yang mendebarkan kaum Muslimin. Dia terus maju menyerang barisan depan pasukan Romawi dan membunuh seorang prajurit, lalu dia berkuda lagi kebagian depan yang lain dan menyerang prajurit di barisan depan, dan seterusnya. Beberapa orang prajurit Romawi maju untuk menghadangnya namun berhasil dijatuhkan dengan permainan tombaknya yang dashsyat. Kagum terhadap pemandangan yang menakjubkan tersebut, pasukan Muslimin masih belum dapat melihat siapa gerangan pejuang itu, kecuali bahwa dia adalah postur seorang anak muda dan sepasang mata yang tajam bercahaya di atas cadarnya. Sang penunggang kuda tampaknya hendak bunuh diri karena dengan pakaian dan tombak yang berlumuran darah dia kembali menyerang prajurit Romawi. Keberanian sang pejuang memberikan keberanian baru bagi kelompok Rafi (yang semua hampir terkalahkan sebelum kedatangan pasukan Khalid bin al-Walid), yang melupakan kelelahan mereka dan menyerbu ke medan perang dengan semangat baru yang tinggi ketika Khalid memerintahkan untuk menyerang.
Penunggang bercadar, yang kini diikuti oleh prajurit lainnya, melanjutkan pertempurannya dengan prajurit Romawi ketika seluruh pasukan kaum Muslimin menyerbu. Segera setelah serbuan umum itu, Khalid mendekat kepada sang penunggang dan bertanya, ”Wahai pejuang, tunjukkanlah wajahmu!” Sepasang mata hitam berkilat menatap Khalid sebelum berbalik dan kembali menyerang tentara Romawi. Kemudian beberapa orang tentara Khalid menyusulnya dan berkata kepadanya. ”Wahai pejuang yang mulia, komandanmu memanggilmu dan engkau pergi darinya! Tunjukkan kepada kami wajahmu dan sebutkan namamu agar engkau dapat dihormat selayaknyai.” Sang penunggang kuda kembali berbalik pergi seolah dengan sengaja merahasiakan identitas dirinya.
Ketika sang penunggang kuda kembali dari serangannya, dia melewati Khalid, yang menyuruhnya dengan tegas untuk berhenti. Dia menarik kudanya berhenti, Khalid melanjutkan: ”Engkau telah berbuat banyak yang memenuhi hati kami dengan kekaguman. Siapakah anda?”
Khalid hampir terjatuh dari kudanya ketika dia mendengarkan jawaban dari penunggang kuda bercadar, karena yang didengarnya adalah suara seorang gadis. ”Wahai komandan, bukannya aku enggan menjawab pertanyaan anda, hanya saja aku merasa malu, sebab anda seorang pemimpin yang agung, sedangkan aku adalah gadis pingitan. Sesungguhnya tiada lain yang mendorongku untuk melakukan hal seperti itu melainkan karena hatiku terbakar dan aku sangat sedih.
Khalid dibuat kagum kepada orang tua itu, Al-Azwar, yang menjadi ayah pejaung-pejuang pemberani, laki-laki dan perempuan. ”Kalau begitu bergabunglah bersama kami.”
Itulah dia, Khaulah binti Al-Azwar, seorang gadis pemberani, yang membuat kagum pasukan Muslimin dengan sepak terjangnya menyerang tentara Romawi. Kesedihan dan kemarahan akan berita ditawannya saudaranya tercinta, Dhirar bin al-Azwar, membuatnya tampil ke medan perang sebagai pejuang, dan tidak lagi berada di barisan belakang sebagai perawat prajurit yang terluka dan mengurus perbekalan sebagaimana yang dilakukan sebelumnya bersama para wanita yang ikut dalam peperangan.
Dikisahkan dalam perang Yarmuk, Khaulah, isteri Zubair, Ummu Hakim dan kaum wanita lainnya ikut terlibat di dalam peperangan. Dengan bersenjatakan tombak dan tiang-tiang tenda, mereka melawan setiap tentara musuh yang mendekat, dan membawakan air bagi pasukan muslimin yang terluka dan kehausan. Ia berteriak kepada kaumnya: ”Sebagian kalian jangan sampai terpisah dari lainnya. Jadilah seakan-akan satu lingkaran dan jangan berpencar karena itu akan menyebabkan kalian mudah dikuasai lalu akan terjadi perpecahan diantara kalian. Hancurkan tombak-tombak mereka, patahkan pedang-pedang mereka!”
Dia berperang dengan seorang tentara Romawi, namun lawannya adalah pemain pedang yang lebih baik dan berhasil memukul kepala Khaulah dengan pedangnya, dan akibatnya ia terjatuh dengan darah yang bersimbah membasahi kepalanya. Ketika pasukan Romawi dipukul mundur, dan wanita lainnya melihat tubuhnya tidak bergerak, ia menangis sedih dan bergegas mencari Dhirar untuk mengabarkan bahwa saudarinya tercita telah tiada. Namun Dhirar tidak dapat ditemu hingga malam tiba. Ketika ia kahirnya tiba di tempat saudarinya, Khaulah duduk dan tersenyum. Dia sungguh baik-baik saja!
Maraji:
1. "The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed, His Life and Campaigns" oleh mantan Lieutenant-General A.I. Akram of the Pakistan Army, in October 1969.
2. “Dzatul Himmah” (Setinggi Cita Wanita Perindu Surga) oleh Isham bin Muhammad Asy-Syarif.
Berikut saya kutipkan sebuah kisah nyata, perjalanan seorang manusia yang kesehariaannya gemar mabuk-mabukkan, semoga bisa memetik hikmah dari kisah nyata ini:
Aku seorang polisi dan menyenangi minum khamr. Aku membeli seorang budak yang cantik yang melahirkan seorang anak perempuan untukku. Aku sangat mencintai anakku dan ketika dia mulai merangkak dengan kedua tangan dan kakinya aku semakin mencintainya. Setiap kali aku meletakkan minuman keras di hadapanku dia akan datang kepadaku dan menjauhkan minuman itu, atau dia akan menumpahkannya dariku. Ketia dia genap dua tahun dia meninggal. Aku sangat berduka cita atas kepergiannya.
Ketika datang malam nisfu Sya’ban - itu adalah malam Jum’at –aku tinggal di rumah dan mabuk... Aku tidak melakukan shalat Isya. Kemudian aku bermimpi hari kiamat telah tiba, Sangkakala telah ditiup dan kuburan melontarkan isinya, seluruh manusia dikumpulkan dan aku berada diantara mereka. Aku mendengar sesuatu di belakangku. Aku menoleh dan melihat seekor ular yang sangat besar, berwarna biru kehitaman, mengejajarku dengan mulut terbuka. Aku berlari ketakutan.
Aku melewati seorang syaikh yang berpakaian bersih yang memancarkan wangi semerbak. Aku mengucapkan salam kepadanya dan dia pun membalan salamku. Aku berkata kepadanya: ”Wahai Syaikh! Lindungilah aku dari ular ini, semoga Allah melindungimu! Syaikh itu menangis dan berkata: ”Aku lemah dan dia lebih kuat dariku, aku tidak dapat melawannya. Pergilah cepat, mungkin Allah akan mengaugerahimu sesuatu yang akan menyelamatkanmu darinya.
Aku pun berbalik dan terus berlari. Aku memanjat salah satu tebing dari tebing-tebing Hari Kiamat memandang pada kobaran api neraka. Aku melihat kengerian di dalamnya dan hampir saja terjatuh ke dalamnya karena takut terhadap ular tersebut. Tetapi sebuah jeritan berteriak kepadaku: Kembalilah! Engkau bukanlah diantara penduduk neraka. Kata-katanya menenangkan ketakutanku dan aku pun kembali.
Namun ular itu terus mengejarku. Aku kembali kepada Syaikh dan berkata: ”Wahai Syaikh! Aku memohon kepadamu untuk melindungiku dari ular ini, tetapi engkau tidak melindungiku.” Syaikh itu menangis lagi dan berkata: ”Aku lemah, akan tetapi teruslah menuju gunung ini. Disana terdapat simpanan kaum Muslimin, itu akan menolongmu.”
Aku memandang dan melihat gunung bulat yang terbuat dari perak dan diatasnya terdapat kubah di atas lembah permata dan tirai-tirai yang tergantung, dan setiap kubah memiliki dua pintu yang besar berwarna merah keemasan berkerak taburan zamrud dan mutiara dan digantungi tirai-tirai sutera.
Ketika aku melihat gunung itu aku berlari kepadanya dengan ular yang terus mengejarku. Ketika aku mendekati gunung itu salah satu malaikat berteriak: ”Angkatlah tirai-tirai, bukalah pintu-pintu, dan awasilah! Mudah-mudahan orang yang malang ini mempunyai sesuatu dalam simpanan bersamamu yang dapat menolongnya dari musuhnya.” Maka tirai-tirai pun diangkat, pintu-pintu dibuka, dan dari tempat itu terlihat anak-anak dengan wajah-wajah laksana bulan purnama. Ular itu nyaris menyusulku dan aku hampir putus asa.
Salah seroang dari anak-anak itu berkata: ”Celaka engkau! Kemarilah dan lihatlah kalian semua! Musuhnya sangat dekat dengannya.” Kemudian anak-anak itu keluar secara bergelombang, dan diatara mereka terdapat anak perempuanku yang telah meninggal dua tahun yang lalu. Ketika dia melihatku dia menangis dan berkata: ”Ayahku, Demi Allah!” Kemudian dia melompat ke dalam sebuah kereta cahaya dan datang mendekatiku dengan kecepatan laksana anak panah. Dia meletakkan tangan kirinya di tangan kananku dan aku berpegang kepadanya. Kemudian dia mengulurkan tangan kirinya ke arah ulat tersebut dan ular itu pun berbalik dan pergi.
Anakku mengajakku duduk, kemudian dia duduk dipangkuanku dan mulai membelai jenggotku seraya berkata: ”Wahai ayahku!
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ "
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?” (QS Al-Hadid [57] : 16). Aku pun menangis dan berkata: “Wahai anakku, kalian memahami Al-Qur’an?” Dia menjawab: “Ayahku! Kami mengetahuinya lebih baik darimu.”
Aku berkata kepadanya: ”Ceritakanlah kepadaku tentang ular yang hendak menghancurkanku.” Dia berkata: “Itu adalah amal-amal burukmu yang engkau bangun dan menjadi kuat, dan mereka akan membawamu ke neraka.” Aku bertanya: “Bagaimana dengan Syaikh yang aku lewati?” Dia menjawab: “Wahai Ayahku! Itu adalah amal kebaikanmu yang lemah sehingga mereka tidak dapat mengatasi dosa-dosamu.”
Aku berkata: “Wahai anakku! Apa yang kalian lakukan di gunung ini?” Dia menjawab: “Kami adalah anak-anak orang-orang Muslim, kami diberi tempat tinggal ini sampai datangnya Hari Kiamat. Kami menanti kedatangan kalian, dan kami memohon syafaat bagi kalian.”
Malik (bin Dinar) kemudian berkata: “Lalu aku terbangun dan melihat fajar telah tiba. Lalu kulemparkan minuman itu dariku dan kuhancurkan gelas minumanku, dan aku pun bertaubat kepada Allah.”
Aku seorang polisi dan menyenangi minum khamr. Aku membeli seorang budak yang cantik yang melahirkan seorang anak perempuan untukku. Aku sangat mencintai anakku dan ketika dia mulai merangkak dengan kedua tangan dan kakinya aku semakin mencintainya. Setiap kali aku meletakkan minuman keras di hadapanku dia akan datang kepadaku dan menjauhkan minuman itu, atau dia akan menumpahkannya dariku. Ketia dia genap dua tahun dia meninggal. Aku sangat berduka cita atas kepergiannya.
Ketika datang malam nisfu Sya’ban - itu adalah malam Jum’at –aku tinggal di rumah dan mabuk... Aku tidak melakukan shalat Isya. Kemudian aku bermimpi hari kiamat telah tiba, Sangkakala telah ditiup dan kuburan melontarkan isinya, seluruh manusia dikumpulkan dan aku berada diantara mereka. Aku mendengar sesuatu di belakangku. Aku menoleh dan melihat seekor ular yang sangat besar, berwarna biru kehitaman, mengejajarku dengan mulut terbuka. Aku berlari ketakutan.
Aku melewati seorang syaikh yang berpakaian bersih yang memancarkan wangi semerbak. Aku mengucapkan salam kepadanya dan dia pun membalan salamku. Aku berkata kepadanya: ”Wahai Syaikh! Lindungilah aku dari ular ini, semoga Allah melindungimu! Syaikh itu menangis dan berkata: ”Aku lemah dan dia lebih kuat dariku, aku tidak dapat melawannya. Pergilah cepat, mungkin Allah akan mengaugerahimu sesuatu yang akan menyelamatkanmu darinya.
Aku pun berbalik dan terus berlari. Aku memanjat salah satu tebing dari tebing-tebing Hari Kiamat memandang pada kobaran api neraka. Aku melihat kengerian di dalamnya dan hampir saja terjatuh ke dalamnya karena takut terhadap ular tersebut. Tetapi sebuah jeritan berteriak kepadaku: Kembalilah! Engkau bukanlah diantara penduduk neraka. Kata-katanya menenangkan ketakutanku dan aku pun kembali.
Namun ular itu terus mengejarku. Aku kembali kepada Syaikh dan berkata: ”Wahai Syaikh! Aku memohon kepadamu untuk melindungiku dari ular ini, tetapi engkau tidak melindungiku.” Syaikh itu menangis lagi dan berkata: ”Aku lemah, akan tetapi teruslah menuju gunung ini. Disana terdapat simpanan kaum Muslimin, itu akan menolongmu.”
Aku memandang dan melihat gunung bulat yang terbuat dari perak dan diatasnya terdapat kubah di atas lembah permata dan tirai-tirai yang tergantung, dan setiap kubah memiliki dua pintu yang besar berwarna merah keemasan berkerak taburan zamrud dan mutiara dan digantungi tirai-tirai sutera.
Ketika aku melihat gunung itu aku berlari kepadanya dengan ular yang terus mengejarku. Ketika aku mendekati gunung itu salah satu malaikat berteriak: ”Angkatlah tirai-tirai, bukalah pintu-pintu, dan awasilah! Mudah-mudahan orang yang malang ini mempunyai sesuatu dalam simpanan bersamamu yang dapat menolongnya dari musuhnya.” Maka tirai-tirai pun diangkat, pintu-pintu dibuka, dan dari tempat itu terlihat anak-anak dengan wajah-wajah laksana bulan purnama. Ular itu nyaris menyusulku dan aku hampir putus asa.
Salah seroang dari anak-anak itu berkata: ”Celaka engkau! Kemarilah dan lihatlah kalian semua! Musuhnya sangat dekat dengannya.” Kemudian anak-anak itu keluar secara bergelombang, dan diatara mereka terdapat anak perempuanku yang telah meninggal dua tahun yang lalu. Ketika dia melihatku dia menangis dan berkata: ”Ayahku, Demi Allah!” Kemudian dia melompat ke dalam sebuah kereta cahaya dan datang mendekatiku dengan kecepatan laksana anak panah. Dia meletakkan tangan kirinya di tangan kananku dan aku berpegang kepadanya. Kemudian dia mengulurkan tangan kirinya ke arah ulat tersebut dan ular itu pun berbalik dan pergi.
Anakku mengajakku duduk, kemudian dia duduk dipangkuanku dan mulai membelai jenggotku seraya berkata: ”Wahai ayahku!
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ "
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?” (QS Al-Hadid [57] : 16). Aku pun menangis dan berkata: “Wahai anakku, kalian memahami Al-Qur’an?” Dia menjawab: “Ayahku! Kami mengetahuinya lebih baik darimu.”
Aku berkata kepadanya: ”Ceritakanlah kepadaku tentang ular yang hendak menghancurkanku.” Dia berkata: “Itu adalah amal-amal burukmu yang engkau bangun dan menjadi kuat, dan mereka akan membawamu ke neraka.” Aku bertanya: “Bagaimana dengan Syaikh yang aku lewati?” Dia menjawab: “Wahai Ayahku! Itu adalah amal kebaikanmu yang lemah sehingga mereka tidak dapat mengatasi dosa-dosamu.”
Aku berkata: “Wahai anakku! Apa yang kalian lakukan di gunung ini?” Dia menjawab: “Kami adalah anak-anak orang-orang Muslim, kami diberi tempat tinggal ini sampai datangnya Hari Kiamat. Kami menanti kedatangan kalian, dan kami memohon syafaat bagi kalian.”
Malik (bin Dinar) kemudian berkata: “Lalu aku terbangun dan melihat fajar telah tiba. Lalu kulemparkan minuman itu dariku dan kuhancurkan gelas minumanku, dan aku pun bertaubat kepada Allah.”
Berikut sebuah kisah nyata, juga kisah cinta...
Judul Asli: The Pearl Necklace
Dinukil dari: ‘Gems and Jewels From the Salaf’
هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." (QS Ar-Rahman : 60)
Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi al-Anshari tinggal di Makkah. Setelah melewati waktu yang lama tanpa makanan lebih dari apa yang bisa ditahannya dia menjadi kelaparan dan tidak ada sesuatu yang dapat ditemukan untuk menghilangkan rasa laparnya. Ketika ia berjalan di kota Makkah memikirkan keadaannya, ia menemukan sebuah sebuah tas sutera yang diikat oleh tali sutera pula. Lalu ia mengambilnya dan membawanya pulang ke rumah. Disana ia membuka tas tersebut dan mendapatkan seuntai kalung mutiara yang tidak pernah ia lihat yang seindah dan dan bernilai seperti kalung itu selama hidupnya.
Namun, jika dia merasa begitu bergembira menemukan barharga berharga seperti itu, kegembiraan itu seketika menghilang, karena ketika ia keluar ke jalan, ia bertemu dengan seorang tua yang mengumumkan bahwa ia telah kehilangan sebuah tas sutera yang berisi kalung yang sangat berharga. Orang tua tersebut berkata bahwa tersedia hadiah sebesar 500 dinar bagi orang yang mengembalikan tas beserta kalung itu. Banyak orang telah diuji dengan tes serupa (maksudnya pencarian kalung tersebut -pent) mengalami kegagalan, khususnya orang-orang miskin dan orang-orang sangat tergoda dengan nilai benda tersebut. Namun tidak demikian halnya dengan Imam Abu Bakar. Bukannya memikirkan keadaan dirinya, mengajak orang tua itu ke rumahnya dan memintanya untuk menggambarkan tas tersebut, tali pengikat tas, mutiara, serta rantai pengikat mutiara tersebut. Orang tua itu tentu saja memberikan gambaran yang tepat mengenai segala hal, sehingga Imam Abu Bakar mengambil benda yang hilang tersebut dan memberikan kepadanya.
Orang tua itu segera mengambil uang 500 dinar dan mencoba memberikannya kepada Imam Abu Bakar. Namun Imam Abu Bakar menolaknya dan mengatakan bahwa adalah kewajibannya dalam agama untuk mengembalikan barang yang hilang tersebut dan oleh sebab itu tidak pantas baginya untuk mengambil hadiah setelah memenuhi kewajiban tersebut. Orang tua tersebut berusaha untuk memaksa selama beberapa saat, akan tetapi Imam Abu Bakar bersikeras bahwa ia tidak akan mengambil uang itu.
Orang tua itu pun kemudian pamit dan pergi.
Tidak lama setelahnya, Imam Abu Bakar berpikir untuk mencari kehidupan yang lain dan sumber penghidupan yang baru, ia meninggalkan kota Makkah dan menjadi penumpang sebuah Kapal. Dalam perjalanannya, kapal tersebut tenggelam. Dan sebagai akibatnya banyak orang yang meninggal, tenggelam besama kapal ke dasar laut. Kapal tersebut pecah berkeping-keping, dan dengan susah payah Imam Abu Bakar berhasil berpengangan pada salah satu potongan kapal dan tetap mengapung. Ia terus berpegangan pada potongan kapal tersebut selama waktu yang panjang dan ketika ia terdampar pada sebuah pulau yang berrpenghuni, ia tidak mengingat berapa lama ia telah mengapung sendirian di tengah laut.
Sebagai orang baru di pulau itu, ia tidak mengenal seorang pun, dan ia membutuhkan tempat untuk beristirahat dan memulihkan dirinya. Ia duduk di sebuah Masjid. Ketika duduk di dalam masjid sambil membaca Al-Qur’an banyak orang yang mendengarkan dan mendekatinya, memintanya untuk mengajarkan Al-Qur’an. Dia merasa sangat gembira mengajar mereka. Dan sebagai balasan atas jasanya (mengajar) mereka membayarkan dengan sejumlah besar uang. Kemudian dia menemukan mushaf Al-Qur’an. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk membaca langsung dari Al-Qur’an dan tidak sekedar membacanya berdasarkan ingatannya.
Ternyata setidaknya sebagian besar penduduk pulau tersebut buta huruf. Melihat ia bisa membaca, pemimpin orang-orang itu mendekatinya dan bertanya apakah dia dapat menulis. Dia membenarkannya. Maka orang-orang itu pun berkata; ”Ajarilah kami menulis.” Mereka kemudian membawa anak-anak dari segala umur kepadanya dan dia kemudian menjadi guru mereka. Dan dia (imam Abu Bakar) kembali mendapat bayaran yang sangat besar.
Merasa senang dengan kepribadian dan ilmu sang pendatang baru, pemimpin pulau itu mendekatinya dan berkata: ”Diantara kami hidup seorang gadis muda yatim yang kaya, dan kami ingin engkau menikahinya.” Pada awalnya Imam Abu Bakar menolaknya namun mereka terus memaksanya. Akhirnya ia menyerah dan setuju untuk menikahi gadis itu.
Pada hari pernikahannya, pemimpin pulau itu menghadirkan pengantin kehadapan Imam Abu Bakar. Dengan sorot mata penuh takjub, ia mulai menatap pada kalung yang dikenakan gadis itu. Begitu lama ia terpaku menatapnya hingga pemimpin pulau itu berkata: ”Engkau telah menyakiti hati gadis ini, karena bukannya menatapnya engkau malah menatap kalungnya.”
Imam Abu Bakar kemudian menceritakan kisahnya dengan seorang laki-laki tua di Makkah. Orang-orang yang hadir lalu bersyahadat dan bertakbir. Suara mereka begitu keras hingga dapat terdengar oleh seluruh penghuni pulau tersebut.
Imam Abu Bakar berkata, ”Ada apa dengan kalian?”
Mereka berkata: ”Orang tua yang mengambil kalung itu darimu adalah ayah dari gadis ini dan ia selalu berkata: ’Saya belum pernah menemukan seorang Muslim yang sejati dan ikhlas di dunia ini kecuali orang yang mengembalikan kalung ini’, dan dia selalu berdoa: ”Ya Allah, pertemukanlah aku dengan laki-laki itu agar aku dapat menikahkan puteriku dengannya.’” Dan kini, hal tersebut menjadi kenyataan.
Imam Abu Bakar tetap hidup manakala isteri dan anak-anaknya meninggal, dan mewarisi kalung tersebut. Dan kemudian dia menjualnya seharga 100.000 dinar. Ia menjadi seorang yang kaya raya di akhir hidupnya.
Dr. Saleh As-Saleh dalam audio lecture beliau juga membacakan kisah ini. Beliau berkata bahwa ini adalah sebuah kisah yang menakjubkan yang dibawakan oleh Ibnu Rajab dalam komentarnya terhadap biografi Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi (wafat 535 H) dalam Tahabaqat al-Hanabilah, sebagaimana yang dikisahkan Al-Qadhi Abu Bakar kepada Al-Baghdadi.
Judul Asli: The Pearl Necklace
Dinukil dari: ‘Gems and Jewels From the Salaf’
هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." (QS Ar-Rahman : 60)
Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi al-Anshari tinggal di Makkah. Setelah melewati waktu yang lama tanpa makanan lebih dari apa yang bisa ditahannya dia menjadi kelaparan dan tidak ada sesuatu yang dapat ditemukan untuk menghilangkan rasa laparnya. Ketika ia berjalan di kota Makkah memikirkan keadaannya, ia menemukan sebuah sebuah tas sutera yang diikat oleh tali sutera pula. Lalu ia mengambilnya dan membawanya pulang ke rumah. Disana ia membuka tas tersebut dan mendapatkan seuntai kalung mutiara yang tidak pernah ia lihat yang seindah dan dan bernilai seperti kalung itu selama hidupnya.
Namun, jika dia merasa begitu bergembira menemukan barharga berharga seperti itu, kegembiraan itu seketika menghilang, karena ketika ia keluar ke jalan, ia bertemu dengan seorang tua yang mengumumkan bahwa ia telah kehilangan sebuah tas sutera yang berisi kalung yang sangat berharga. Orang tua tersebut berkata bahwa tersedia hadiah sebesar 500 dinar bagi orang yang mengembalikan tas beserta kalung itu. Banyak orang telah diuji dengan tes serupa (maksudnya pencarian kalung tersebut -pent) mengalami kegagalan, khususnya orang-orang miskin dan orang-orang sangat tergoda dengan nilai benda tersebut. Namun tidak demikian halnya dengan Imam Abu Bakar. Bukannya memikirkan keadaan dirinya, mengajak orang tua itu ke rumahnya dan memintanya untuk menggambarkan tas tersebut, tali pengikat tas, mutiara, serta rantai pengikat mutiara tersebut. Orang tua itu tentu saja memberikan gambaran yang tepat mengenai segala hal, sehingga Imam Abu Bakar mengambil benda yang hilang tersebut dan memberikan kepadanya.
Orang tua itu segera mengambil uang 500 dinar dan mencoba memberikannya kepada Imam Abu Bakar. Namun Imam Abu Bakar menolaknya dan mengatakan bahwa adalah kewajibannya dalam agama untuk mengembalikan barang yang hilang tersebut dan oleh sebab itu tidak pantas baginya untuk mengambil hadiah setelah memenuhi kewajiban tersebut. Orang tua tersebut berusaha untuk memaksa selama beberapa saat, akan tetapi Imam Abu Bakar bersikeras bahwa ia tidak akan mengambil uang itu.
Orang tua itu pun kemudian pamit dan pergi.
Tidak lama setelahnya, Imam Abu Bakar berpikir untuk mencari kehidupan yang lain dan sumber penghidupan yang baru, ia meninggalkan kota Makkah dan menjadi penumpang sebuah Kapal. Dalam perjalanannya, kapal tersebut tenggelam. Dan sebagai akibatnya banyak orang yang meninggal, tenggelam besama kapal ke dasar laut. Kapal tersebut pecah berkeping-keping, dan dengan susah payah Imam Abu Bakar berhasil berpengangan pada salah satu potongan kapal dan tetap mengapung. Ia terus berpegangan pada potongan kapal tersebut selama waktu yang panjang dan ketika ia terdampar pada sebuah pulau yang berrpenghuni, ia tidak mengingat berapa lama ia telah mengapung sendirian di tengah laut.
Sebagai orang baru di pulau itu, ia tidak mengenal seorang pun, dan ia membutuhkan tempat untuk beristirahat dan memulihkan dirinya. Ia duduk di sebuah Masjid. Ketika duduk di dalam masjid sambil membaca Al-Qur’an banyak orang yang mendengarkan dan mendekatinya, memintanya untuk mengajarkan Al-Qur’an. Dia merasa sangat gembira mengajar mereka. Dan sebagai balasan atas jasanya (mengajar) mereka membayarkan dengan sejumlah besar uang. Kemudian dia menemukan mushaf Al-Qur’an. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk membaca langsung dari Al-Qur’an dan tidak sekedar membacanya berdasarkan ingatannya.
Ternyata setidaknya sebagian besar penduduk pulau tersebut buta huruf. Melihat ia bisa membaca, pemimpin orang-orang itu mendekatinya dan bertanya apakah dia dapat menulis. Dia membenarkannya. Maka orang-orang itu pun berkata; ”Ajarilah kami menulis.” Mereka kemudian membawa anak-anak dari segala umur kepadanya dan dia kemudian menjadi guru mereka. Dan dia (imam Abu Bakar) kembali mendapat bayaran yang sangat besar.
Merasa senang dengan kepribadian dan ilmu sang pendatang baru, pemimpin pulau itu mendekatinya dan berkata: ”Diantara kami hidup seorang gadis muda yatim yang kaya, dan kami ingin engkau menikahinya.” Pada awalnya Imam Abu Bakar menolaknya namun mereka terus memaksanya. Akhirnya ia menyerah dan setuju untuk menikahi gadis itu.
Pada hari pernikahannya, pemimpin pulau itu menghadirkan pengantin kehadapan Imam Abu Bakar. Dengan sorot mata penuh takjub, ia mulai menatap pada kalung yang dikenakan gadis itu. Begitu lama ia terpaku menatapnya hingga pemimpin pulau itu berkata: ”Engkau telah menyakiti hati gadis ini, karena bukannya menatapnya engkau malah menatap kalungnya.”
Imam Abu Bakar kemudian menceritakan kisahnya dengan seorang laki-laki tua di Makkah. Orang-orang yang hadir lalu bersyahadat dan bertakbir. Suara mereka begitu keras hingga dapat terdengar oleh seluruh penghuni pulau tersebut.
Imam Abu Bakar berkata, ”Ada apa dengan kalian?”
Mereka berkata: ”Orang tua yang mengambil kalung itu darimu adalah ayah dari gadis ini dan ia selalu berkata: ’Saya belum pernah menemukan seorang Muslim yang sejati dan ikhlas di dunia ini kecuali orang yang mengembalikan kalung ini’, dan dia selalu berdoa: ”Ya Allah, pertemukanlah aku dengan laki-laki itu agar aku dapat menikahkan puteriku dengannya.’” Dan kini, hal tersebut menjadi kenyataan.
Imam Abu Bakar tetap hidup manakala isteri dan anak-anaknya meninggal, dan mewarisi kalung tersebut. Dan kemudian dia menjualnya seharga 100.000 dinar. Ia menjadi seorang yang kaya raya di akhir hidupnya.
Dr. Saleh As-Saleh dalam audio lecture beliau juga membacakan kisah ini. Beliau berkata bahwa ini adalah sebuah kisah yang menakjubkan yang dibawakan oleh Ibnu Rajab dalam komentarnya terhadap biografi Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi (wafat 535 H) dalam Tahabaqat al-Hanabilah, sebagaimana yang dikisahkan Al-Qadhi Abu Bakar kepada Al-Baghdadi.
Ruang pengadilan sesak penuh dengan hadirin. Seorang Ibu berumur lebih kurang 50 tahun duduk dikursi terdakwa, tampak pada raut wajahnya garis-garis kesedihan, putus asa, tekanan bathin yang sangat dalam.
Disamping sang Ibu, duduk anak putrinya yang berumur kurang lebih 30 tahun. Dari suasana ruang persidangan, tampak bahwa semua sangat benci kedua wanta tersebut. Sang Ibu yang duduk dikursi persaktan tersebut telah membunuh putranya, dengan bantuaan putrinya yang duduk disampingnya.
Suara hakim memecah kesunyiaan yang sempat menyelimuti ruang persidangan, yaitu tatkala hakim melontarkan pertanyaan kepada sang ibu yang malang tersebut.
"Mengapa kau bunuh anakmu?", tanya sang hakim. Sang ibu diam seribu bahasa, tak ada kata sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Maka, hakim lalu mengalihkan pertanyaan pad aanak perempuaannya yang juga duduk sebagai terdakwa. "Kenapa kau bunuh saudaramu?" Perempuan separuh baya itu menjawab, "Bila ibuku berkenan menjawab pertanyaan paduka maka akupun akan menjawab".
Sang hakim lalu menghujani sang ibu dengan berbagai pertanyaan, seraya berusaha untuk menjawab darinya, sehingga perkara pembunuhan ini dapat terungkap, dan pengadilan dapat menjatuhkan hukuman setimpal atas terdakwa yang telah melakukan perbuatan terkeji ini.
Disaat yang sama, jaksa penuntut umum telah mengajukan tuntutannya yang berisi bahwa sang ibu dan putrinya harus dihukum mati, karena keduanya telah bersekongkol untuk melakukan pembunuhan sehingga masyarakat dapat selamat dari kekejamaan dua wanita tersebut.
Sang hakim kembali berkata pada sang ibu, "kamu sekarang tertuduh, melakukan pembunuhan atas anakmu dengan terencana. Hukum mati telah menungggumu maka bicaralah".
Sang ibu tetap membisu seribu bahasa dan tak juga mau membuka mulutnya. Putrinyapun berbuat hal yang sama.
Sang hakim bingung oleh kebisuaan dua wanita yang berada dihadapannya. Apa yang harus dia lakukan terhadap kedua wanita ini, toh mereka tetap diam membisu selama selang waktu hukumam mati dijatuhkan kepada mereka berdua. Dan sikap ini mmembuat para hakim terlibat perdebatan sengit.
Hakim ketua menolak untuk menjatuhkan hukuman dalam masalah tersebut tanpa ingin mendengar alasan kedua terdakwa. Karena hal tersebut bertentangan dengan rasa keadilan.
"Aku punya firasat, wanita itu adalah wanita baik-baik, kata hakim kepala kepada rekan-rekannya.
"Pasti disana ada sesuatu yang memaksanya untuk melakukan tindakan yang seperti ini, jika dia benar-benar telah melakukannya," lanjutnya.
Sang haki lalu membuka berkas perkara wanita tersebut. Dia dapatkan dalam berkas tersebut bahwa wanita tersebut mengakui telah melakukan pembunuhan.
Saat membacanya sang hakim melihat bahwa polisi berhasil menemukan pelaku pembunuhan yang tak lain adalah putrinya yang sekarang duduk sebagai terdakwa. Keterangan ini diperoleh dari seorang anak yang baru berusia 10 tahun, ia berkat abhwa nenek dan ibunya telah membunuh pamannya.
Dalam kasus ini sang hakim melihat adanya kejangggalan, kemudiaan ia menuju keruang sidang, dan mengumumkan kepada hadirin bahwa keputusannya dalam kasus ini terpaksa ditunda.
Selanjutnya sang hakim memanggil anak kecil yang memberi kesaksiaan. Kemudiaan ia mengajaknya bicara disuatu tempat yang jauh dari ruang sidang. Meski dengan penuh kecemasan dan ketakutan, anak tersebut mau untuk mengikuti kemauaan sang hakim.
Setelah berhasil menenangkan anak kecil itu dan membuaatnya tertawa, sang hakim mulai mengajukan beberapa pertanyaan padanya. Dengan polos, anak kecil itu mulai bercerita, bahwa dia tiidak suka pamannya. karena dia suka memukuli neneknya setiap kali minta uang, dan sang nenek tidak memilikinya.
"Lalu apakah nenekmu diam saja, setiap kali pamanmu memukulinya?" Tidak, jawab anak kecil itu. Nenek meneriakinya dengan kata-kata, "kamu mabuk, kamu mabuk," lanjutnya.
Kemudiaan anak kecil itu melanjutkan ceritanya terkait dengan malam yang sangat menakutkan itu. Dimana saat itu dirinya bersama nenek dan ibunya tidur dalam satu ruangan.
masuklah sang paman yang sedang dalam keadaan mabuk berat kekamar mereka, dan berusaha memperkosa keponakannya, yang tak lain adalah dirinya sendiri.
Disaat yang sangat gebting itu, sang nenek dan ibu terbangun. Dengan cepat, sang nenek berlari kedapur dan menyambar pisau yang tergeletak diatas meja makan. Lalu menghujamkannya kepunggung lelaki mabuk tersebut.
Begtu selesai dengan ceritanya, gadis kecil itu tak dapat lagi menguasai dirinya dan menangislah ia.
Adapun sang hakim, ia merasa cukup dengan cerita ini untuk dijadikan sebagai bukti baru atas kasus yang sedang ditanganinya.
kemudiaan dia memanggil kedua wanita tersebut keruang sidang dan menyatakan bahwa sidang kali ini tertutup untuk umum sehinggga para hadirin dimohon keluar ruang sidang.
Sang hakim meminta sekertaris sidang menulis pengakuaan sang ibu yang teraniaya dan terdakwa tersebut.
kemudiaan, sang ibu mulai menceritakan kisah hidupnya yang memilukan. "Suamiku meninggal dunia ketika aku masih muda. lalu aku hidup bersama putra dan putriku. Saat-saat tersebut adalah saat dimana aku meneruh harapan besar terhadap putraku satu-satunya. Aku selalu membayangkan, bagaimana putraku akan menghormati dan menolongku disaat usia mulai menggerogoti kekuatan dan kesehatanku. Aku sangat membutuhkan seorang penanggung jawab yang akan menyelesaikan semua urusan dalam rumah. Dulu aku pernah membayangkan, jika anakku kelak akan menjadi insinyur, dokter, akuntan atau pelajar.
Dan kini putraku telah dewasa. Tapi dia mulai mengenal rokok saat umurnya 15 tahun. Dia juga mulai meminta uang dariku untuk memebeli rokok. Akupun sekalu mengabulkannya. Cintaku pada putraku memang tak kenal batas.
Kondisi tersebut berlanjut sampai putriku menikah, pindah rumah dan ikut suaminya. Tinggallah diriku hidup dirumah tersebut bersama kegagalan, yang berujud pada putraku satu-satunya.
pernah suatu kali, aku masuk kekamar putraku. kulihat anakku sedang menggunakkan heroin. maka aku menangis dengan suara keras, karena menghawatirkan keadaannya.
Ditengah aku mengalami ketakutan, tiba-tiba putraku yang mabuk tersebut beralari keluar rumah setelah terlebih dulu menempeleng wajahku.
Ketika itu hari-hari kulalui dengn rasa takut dan sedih atas keadaan putraku. Aku tidak mampu mengingat peristiwa peristiwa yang mengerikan dan membuat aku takut setiap kali bertemu putraku, yang telah kulhitkan dari rahimku.
Akhir dari semua itu, aku telah melakukan pembunuhan atas putraku," demikiaan sang ibu tersebut menutup ceritanya.
Pada akhirnya persidangan kembali dimulai.
Penjaga ruang sidang membuka, "sidang dimulai." Bersama itu, para haki m mulai memasuki ruang sidang. Ketika hadirin sudah beada dalam ruangan, tak selanng beberapa lama sang hakim kemudiaan menjatuhkan putusan yang menyatakan bahwa kedua wanita tersebut bebas. (Majalah swara qur'an)
Disamping sang Ibu, duduk anak putrinya yang berumur kurang lebih 30 tahun. Dari suasana ruang persidangan, tampak bahwa semua sangat benci kedua wanta tersebut. Sang Ibu yang duduk dikursi persaktan tersebut telah membunuh putranya, dengan bantuaan putrinya yang duduk disampingnya.
Suara hakim memecah kesunyiaan yang sempat menyelimuti ruang persidangan, yaitu tatkala hakim melontarkan pertanyaan kepada sang ibu yang malang tersebut.
"Mengapa kau bunuh anakmu?", tanya sang hakim. Sang ibu diam seribu bahasa, tak ada kata sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Maka, hakim lalu mengalihkan pertanyaan pad aanak perempuaannya yang juga duduk sebagai terdakwa. "Kenapa kau bunuh saudaramu?" Perempuan separuh baya itu menjawab, "Bila ibuku berkenan menjawab pertanyaan paduka maka akupun akan menjawab".
Sang hakim lalu menghujani sang ibu dengan berbagai pertanyaan, seraya berusaha untuk menjawab darinya, sehingga perkara pembunuhan ini dapat terungkap, dan pengadilan dapat menjatuhkan hukuman setimpal atas terdakwa yang telah melakukan perbuatan terkeji ini.
Disaat yang sama, jaksa penuntut umum telah mengajukan tuntutannya yang berisi bahwa sang ibu dan putrinya harus dihukum mati, karena keduanya telah bersekongkol untuk melakukan pembunuhan sehingga masyarakat dapat selamat dari kekejamaan dua wanita tersebut.
Sang hakim kembali berkata pada sang ibu, "kamu sekarang tertuduh, melakukan pembunuhan atas anakmu dengan terencana. Hukum mati telah menungggumu maka bicaralah".
Sang ibu tetap membisu seribu bahasa dan tak juga mau membuka mulutnya. Putrinyapun berbuat hal yang sama.
Sang hakim bingung oleh kebisuaan dua wanita yang berada dihadapannya. Apa yang harus dia lakukan terhadap kedua wanita ini, toh mereka tetap diam membisu selama selang waktu hukumam mati dijatuhkan kepada mereka berdua. Dan sikap ini mmembuat para hakim terlibat perdebatan sengit.
Hakim ketua menolak untuk menjatuhkan hukuman dalam masalah tersebut tanpa ingin mendengar alasan kedua terdakwa. Karena hal tersebut bertentangan dengan rasa keadilan.
"Aku punya firasat, wanita itu adalah wanita baik-baik, kata hakim kepala kepada rekan-rekannya.
"Pasti disana ada sesuatu yang memaksanya untuk melakukan tindakan yang seperti ini, jika dia benar-benar telah melakukannya," lanjutnya.
Sang haki lalu membuka berkas perkara wanita tersebut. Dia dapatkan dalam berkas tersebut bahwa wanita tersebut mengakui telah melakukan pembunuhan.
Saat membacanya sang hakim melihat bahwa polisi berhasil menemukan pelaku pembunuhan yang tak lain adalah putrinya yang sekarang duduk sebagai terdakwa. Keterangan ini diperoleh dari seorang anak yang baru berusia 10 tahun, ia berkat abhwa nenek dan ibunya telah membunuh pamannya.
Dalam kasus ini sang hakim melihat adanya kejangggalan, kemudiaan ia menuju keruang sidang, dan mengumumkan kepada hadirin bahwa keputusannya dalam kasus ini terpaksa ditunda.
Selanjutnya sang hakim memanggil anak kecil yang memberi kesaksiaan. Kemudiaan ia mengajaknya bicara disuatu tempat yang jauh dari ruang sidang. Meski dengan penuh kecemasan dan ketakutan, anak tersebut mau untuk mengikuti kemauaan sang hakim.
Setelah berhasil menenangkan anak kecil itu dan membuaatnya tertawa, sang hakim mulai mengajukan beberapa pertanyaan padanya. Dengan polos, anak kecil itu mulai bercerita, bahwa dia tiidak suka pamannya. karena dia suka memukuli neneknya setiap kali minta uang, dan sang nenek tidak memilikinya.
"Lalu apakah nenekmu diam saja, setiap kali pamanmu memukulinya?" Tidak, jawab anak kecil itu. Nenek meneriakinya dengan kata-kata, "kamu mabuk, kamu mabuk," lanjutnya.
Kemudiaan anak kecil itu melanjutkan ceritanya terkait dengan malam yang sangat menakutkan itu. Dimana saat itu dirinya bersama nenek dan ibunya tidur dalam satu ruangan.
masuklah sang paman yang sedang dalam keadaan mabuk berat kekamar mereka, dan berusaha memperkosa keponakannya, yang tak lain adalah dirinya sendiri.
Disaat yang sangat gebting itu, sang nenek dan ibu terbangun. Dengan cepat, sang nenek berlari kedapur dan menyambar pisau yang tergeletak diatas meja makan. Lalu menghujamkannya kepunggung lelaki mabuk tersebut.
Begtu selesai dengan ceritanya, gadis kecil itu tak dapat lagi menguasai dirinya dan menangislah ia.
Adapun sang hakim, ia merasa cukup dengan cerita ini untuk dijadikan sebagai bukti baru atas kasus yang sedang ditanganinya.
kemudiaan dia memanggil kedua wanita tersebut keruang sidang dan menyatakan bahwa sidang kali ini tertutup untuk umum sehinggga para hadirin dimohon keluar ruang sidang.
Sang hakim meminta sekertaris sidang menulis pengakuaan sang ibu yang teraniaya dan terdakwa tersebut.
kemudiaan, sang ibu mulai menceritakan kisah hidupnya yang memilukan. "Suamiku meninggal dunia ketika aku masih muda. lalu aku hidup bersama putra dan putriku. Saat-saat tersebut adalah saat dimana aku meneruh harapan besar terhadap putraku satu-satunya. Aku selalu membayangkan, bagaimana putraku akan menghormati dan menolongku disaat usia mulai menggerogoti kekuatan dan kesehatanku. Aku sangat membutuhkan seorang penanggung jawab yang akan menyelesaikan semua urusan dalam rumah. Dulu aku pernah membayangkan, jika anakku kelak akan menjadi insinyur, dokter, akuntan atau pelajar.
Dan kini putraku telah dewasa. Tapi dia mulai mengenal rokok saat umurnya 15 tahun. Dia juga mulai meminta uang dariku untuk memebeli rokok. Akupun sekalu mengabulkannya. Cintaku pada putraku memang tak kenal batas.
Kondisi tersebut berlanjut sampai putriku menikah, pindah rumah dan ikut suaminya. Tinggallah diriku hidup dirumah tersebut bersama kegagalan, yang berujud pada putraku satu-satunya.
pernah suatu kali, aku masuk kekamar putraku. kulihat anakku sedang menggunakkan heroin. maka aku menangis dengan suara keras, karena menghawatirkan keadaannya.
Ditengah aku mengalami ketakutan, tiba-tiba putraku yang mabuk tersebut beralari keluar rumah setelah terlebih dulu menempeleng wajahku.
Ketika itu hari-hari kulalui dengn rasa takut dan sedih atas keadaan putraku. Aku tidak mampu mengingat peristiwa peristiwa yang mengerikan dan membuat aku takut setiap kali bertemu putraku, yang telah kulhitkan dari rahimku.
Akhir dari semua itu, aku telah melakukan pembunuhan atas putraku," demikiaan sang ibu tersebut menutup ceritanya.
Pada akhirnya persidangan kembali dimulai.
Penjaga ruang sidang membuka, "sidang dimulai." Bersama itu, para haki m mulai memasuki ruang sidang. Ketika hadirin sudah beada dalam ruangan, tak selanng beberapa lama sang hakim kemudiaan menjatuhkan putusan yang menyatakan bahwa kedua wanita tersebut bebas. (Majalah swara qur'an)
Seorang ulama yang shalih dan mulia, pergi ke Universita Al-Azhar untuk menuntut ilmu. Ketika menuntut ilmu, dia menjadi sangat miskin dan biasa bergantung pada sedekah. Suatu ketika, beberapa hari telah berlalu dan dia tidak menemukan sesuatu pun untuk dimakan, yang membuatnya kelaparan
Maka ia keluar dari kamarnya di Al-Azhar untuk meminta sedikit makanan. Dia menemukan sebuah pintu terbuka yang darinya keluar bau makanan sedap. Maka dia pun melewati pintu dan mendapati dirinya berada di sebuah dapur yang kosong. Disana dia menemukan makanan yang mengundang selera, lalu ia mengambil sendok dan memasukkannya ke dalam makanan, tetapi ketika ia mengangkat sendok tersebut ke mulutnya, dia terdiam sejenak karena kemudian dia menyadari bahwa dia tidak mendapatkan izin untuk memakan makanan tersebut. Maka dia pun meninggalkannya kembali ke kamar asrama Al-Azhar, tetap merasa kelaparan.
Tidak sampai satu jam berlalu, salah seorang gurunya, ditemani oleh seorang laki-laki, datang ke kamarnya. “Orang yang baik ini datang kepadaku untuk mencari penuntut ilmu yang shalih yang akan dinikahkan dengan puterinya, dan saya telah memilihmu untuknya. Bangkitlah dan ikutilah bersama kami ke rumahnya dimana kita bisa melangsungkan pernikahan antara kamu dengan puterinya, dan kamu dapat menjadi bagian dari rumahnya.” Maka Syaikh Ibrahim pun berusaha bangkit dari tidurnya, mentaati perintah gurunya dan pergi bersama mereka. Dan kemudian mereka membawanya persis ke rumah yang sama, rumah yang dimasukinya dan memasukkan sendok ke dalam makanannya.
Setelah dia duduk, sang ayah lalu menikahkan dia dengan anak perempuannya dan kemudian makanan pun dibawa keluar. Itu adalah makanan yang sama yang dia masukkan sendok ke dalamnya sebelumnya, makanan yang dia tinggalkan. Namun kini dia makan darinya: ”Saya menahan diri dari memakannya karena saya tidak mendapatkan izin, namun sekarang Allah telah memberikan makanan ini dengan seizin pemilknya.”
Kemudian setelah menyelesaikan studinya, isterinya yang shalihah kebali bersamanya ke Halab. Dan dia melahirkan anak-anak yang shalih baginya.
Inilah buah kesabaran, dan akibat dari ketakwaan, sebagaimana Allah berfirman: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq :2-3)
Namun bagi mereka yang tergesa-gesa –mereka yang tidak membedakan antara kebenaran dan kedustaan, mencari kehidupan dunia fana yang sia-sia- mereka tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kesedihan dan penyesalan dalam hatinya, karena mereka tidak akan pernah mendapatkan kehidupan dunia, dan tidak juga mereka berhasil dalam pencapaian agama.
Hal ini karena mereka lupa – atau mungkin mengabaikan – firman Allah: “Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.” Az Zumar 36
Bagi mereka yang bersabar dan istiqamah dan yang memiliki ketakwaan, mereka akan menguasai kehidupan dunianya dan kemuliaan dan kehormatan bersama Tuhannya pada hari pengadilan. Dan Allah berfirman: “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah : 155). Dan Dia berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS Az-Zumar : 10)
Maka ia keluar dari kamarnya di Al-Azhar untuk meminta sedikit makanan. Dia menemukan sebuah pintu terbuka yang darinya keluar bau makanan sedap. Maka dia pun melewati pintu dan mendapati dirinya berada di sebuah dapur yang kosong. Disana dia menemukan makanan yang mengundang selera, lalu ia mengambil sendok dan memasukkannya ke dalam makanan, tetapi ketika ia mengangkat sendok tersebut ke mulutnya, dia terdiam sejenak karena kemudian dia menyadari bahwa dia tidak mendapatkan izin untuk memakan makanan tersebut. Maka dia pun meninggalkannya kembali ke kamar asrama Al-Azhar, tetap merasa kelaparan.
Tidak sampai satu jam berlalu, salah seorang gurunya, ditemani oleh seorang laki-laki, datang ke kamarnya. “Orang yang baik ini datang kepadaku untuk mencari penuntut ilmu yang shalih yang akan dinikahkan dengan puterinya, dan saya telah memilihmu untuknya. Bangkitlah dan ikutilah bersama kami ke rumahnya dimana kita bisa melangsungkan pernikahan antara kamu dengan puterinya, dan kamu dapat menjadi bagian dari rumahnya.” Maka Syaikh Ibrahim pun berusaha bangkit dari tidurnya, mentaati perintah gurunya dan pergi bersama mereka. Dan kemudian mereka membawanya persis ke rumah yang sama, rumah yang dimasukinya dan memasukkan sendok ke dalam makanannya.
Setelah dia duduk, sang ayah lalu menikahkan dia dengan anak perempuannya dan kemudian makanan pun dibawa keluar. Itu adalah makanan yang sama yang dia masukkan sendok ke dalamnya sebelumnya, makanan yang dia tinggalkan. Namun kini dia makan darinya: ”Saya menahan diri dari memakannya karena saya tidak mendapatkan izin, namun sekarang Allah telah memberikan makanan ini dengan seizin pemilknya.”
Kemudian setelah menyelesaikan studinya, isterinya yang shalihah kebali bersamanya ke Halab. Dan dia melahirkan anak-anak yang shalih baginya.
Inilah buah kesabaran, dan akibat dari ketakwaan, sebagaimana Allah berfirman: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq :2-3)
Namun bagi mereka yang tergesa-gesa –mereka yang tidak membedakan antara kebenaran dan kedustaan, mencari kehidupan dunia fana yang sia-sia- mereka tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kesedihan dan penyesalan dalam hatinya, karena mereka tidak akan pernah mendapatkan kehidupan dunia, dan tidak juga mereka berhasil dalam pencapaian agama.
Hal ini karena mereka lupa – atau mungkin mengabaikan – firman Allah: “Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.” Az Zumar 36
Bagi mereka yang bersabar dan istiqamah dan yang memiliki ketakwaan, mereka akan menguasai kehidupan dunianya dan kemuliaan dan kehormatan bersama Tuhannya pada hari pengadilan. Dan Allah berfirman: “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah : 155). Dan Dia berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS Az-Zumar : 10)
Wanita yang Lisannya adalah Al-Qur’an sebuah kisah nyata yang menakjubkan...
alnaadi15Seorang wanita tua duduk di atas sebatang kayu (pohon) dalam perjalanan menunaikan ibadah haji. Hadhrat Abdullah bin Mubarak rahimahullah kebetulan melewati jalan itu. Ia juga hendak menuju ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji dan mengunjungi makam Nabi shallallahu alaihi wasallam. Melihat seorang wanita yang terlihat khawatir dan kesulitan, ia berkata kepadanya. Pembicaraan tersebut dikisahkan sebagai berikut:
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Assalamu’alaikum warahmatullah.”
Sang wanita: “(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS Yasin [36] : 58). Dia bermaksud bahwa jawaban salam adalah dari Allah Ta’ala, Kemudian dia berkata lagi:
“Barangsiapa yang Allah sesatkan , maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk.” (QS Al-A’raaf [7] : 186). Maksudnya dia sedang tersesat.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Darimana asalmu?”
Sang Wanita: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha.” (QS al-Israa [17] : 1) Maksudnya dia berasal dari Masjidil Aqsa
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Sudah berapa lama anda disini?”
Sang Wanita: “selama tiga malam: (QS Maryam [19] : 10)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Bagaimana anda makan?”
Sang Wanita: “dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, (QS Asy-Su’ara [26] : 79)” Maksudnya dengan satu cara atau lainnya, Allah member makan kepadanya.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Adakah air untuk berwudhu?”
Sang Wanita: “kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).” (QS An-Nisaa [4] : 43). Maksudnya dia melakukan tayammum karena tidak menemukan air.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Ini ada sedikit makanan, ambillah!”
Sang Wanita: “sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam,” (QS Al-Baqarah [2] : 187). Dia ingin menunjukkan bahwa dia sendang berpuasa.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Ini bukan bulan Ramadhan.”
Sang Wanita: “Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2] : 156). Maksudnya ia melaksanakan puasa sunnah.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Membatalkan puasa dalam perjalanan diperbolehkan.”
Sang Wanita: “Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.: (QS Al-Baqarah [2] : 184)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Bicaralah sebagaimana saya berbicara.”
Sang Wanita: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaaf [50] : 18). Maksudnya karena setiap perkataan seseorang diawasi dan dicatat, maka dia bersikap hati-hati dengan berbicara hanya dengan kata-kata di dalam Al-Qur’an.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Dari suku mana asalmu?”
Sang Wanita: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al-Israa [17] : 36). Maksudnya bahwa hal-hal yang engkau tidak memiliki pengetahuan tentangnya dan bukan merupakan urusanmu, engkau hanya membuang-buang waktu dengan menanyakannya.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Maaf, saya sungguh telah berbuat kesalahan.”
Sang Wanita: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu).” (QS Yusuf [12] : 92)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Maukah anda berkendaraan dengan untaku dan menemui kelompokmu?”
Sang Wanita: “Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.” (QS Al-Baqarah [2] : 197). Maksudnya jika anda berbuat baik kepadakum Allah akan memberikan balasan bagimu.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Kalau begitu naiklah.” Lalu beliau menundukkan untanya (yakni membuat untu itu duduk agar dapat dinaiki wanita tersebut, -pnet).
Sang Wanita: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya.” (QS An-Nuur [24] : 30). Hadhraat Adullah memahaminya dan berpaling. Ketika wanita tersebut menaiki unta, unta tersebut menyentak dan pakaian wanita tersebut terlilit di pelana dan dia pun berseru: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri” (QS Asy-Syuura [43] : 30). Dengan kata lain, ia hendak memint aperhatian Hadhrat Abdullah bin Mubarak rahimahullah terhadap kecelakaan tersebut.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) memahaminya dan ia mengikat kaki unta dan meluruskan tali pelana. Wanita tersebut memuji kecekatan dan kemampuannya dengan mengakatan: “maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman” (QS Al-Anbiyaa [21] : 79).
Ketika perjalanan akan dimulai, wanita itu membaca ayat yang dibaca ketika melakukan perjalanan: “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami". (QS Az-zukhruf [43] : 13-14)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) memegang tali kekang unta tersebut. Dia mulai menyenandungkan Huddi, nasyid Arab yang terkenal di dalam perjalanan dan dia mulai berjalan dengan cepat.
Sang Wanita: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.” (QS Luqma [31] : 19) Hadhrat Abdullah bin Mubarak memahaminya. Dia mulai berjalan lebih lambar dan merendahkan suaranya.
Sang Wanita: “bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an.” (QS Al-Muzammil [73[ : 20). Maksudnya, daripada menyenandungkan Huddi, iia sebaiknya membaca Al-Qur’an.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) mulai membaca Al-Qur’an.
Sang wanita menjadi sangat senang dan berkata: “Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS Al-Baqarah [2] : 269)
Setelah membaca Al-qur’an selama beberapa saat, Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) bertanya kepada wanita tersebut jika ia mempunyai suami: “Wahai bibi, apakah anda mempunyai suami?” (maksudnya apakah dia masih hidup)
Sang Wanita: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu,” Wanita itu bermaksud mengatakan bahwa seharusnya tidak ada perntanyaan mengenai hal tersebut, yang menunjukkan mungkin suamina telah meninggal.
Akhirnya mereka pun dapat menyusul rombangan wanita itu.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Apakah anda memiliki anak atau kerabat dalam romongan itu yang memiliki hubungan denganmu?”
Sang Wanita: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” Dia bermasud bahwa dia memiliki anak-anak bersama rombongan tersebut dan mereka membawa perbekalan bersamanya.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Apa yang dilakukan oleh anak-anakmu untuk rombongan ini? (Maksud pertanyaan Hadhrat Abdullah adalah untuk memudahkan mengenali anak-anak wanita tersebut).
Sang Wanita: “dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.” (QS Al-Nahl [16] : 16). Maksudnya bahwa anaknya adalah penunjuk jalan bagi rombongan tersebut.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Bisakah anda mengatakan nama mereka kepadaku?”
Sang Wanita: “Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS An-Nisaa [4] : 125). “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu.” (QS Maryam [19] : 12). “Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung .” (QS An-Nisaa [4[ : 164). Dengan membaca ayat-ayat ini, wanita tersebut mengabarkan bahwa nama anak-anaknya adalah Yahya, Ibrahim dan Musa.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) memanggil nama-nama tersebut dari romongan itu dan tiga orang anak muda segera mendekat.
Sang Wanita: “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu” (QS Al-Kahfi [18] : 19). Dengan kata lain dia memerintahkan anak-anaknya untuk member makan Hadhrat Abdullah.
Ketika makanan telah dibawakan, dia berkata kepada Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS Al-Haaqah [69] : 24), dan bersama ayat tersebut dia membaca ayat lain, maksudnya adalah untuk menunjukan rasa terima kasihnya kepada Hadrath Abdullah atas kebaikannya. Ayat tersebut adalah: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS Ar-Rahmaan [55] : 60)
Percakapan merreka berakhir pada ayat ini. Anak wanita itu mengabarkan kepada Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) bahwa ibunya telah berbicara dengan cara seperti itu, yakni hanya menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dalam perkataannya, selama 40 tahun terakhir.
alnaadi15Seorang wanita tua duduk di atas sebatang kayu (pohon) dalam perjalanan menunaikan ibadah haji. Hadhrat Abdullah bin Mubarak rahimahullah kebetulan melewati jalan itu. Ia juga hendak menuju ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji dan mengunjungi makam Nabi shallallahu alaihi wasallam. Melihat seorang wanita yang terlihat khawatir dan kesulitan, ia berkata kepadanya. Pembicaraan tersebut dikisahkan sebagai berikut:
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Assalamu’alaikum warahmatullah.”
Sang wanita: “(Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS Yasin [36] : 58). Dia bermaksud bahwa jawaban salam adalah dari Allah Ta’ala, Kemudian dia berkata lagi:
“Barangsiapa yang Allah sesatkan , maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk.” (QS Al-A’raaf [7] : 186). Maksudnya dia sedang tersesat.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Darimana asalmu?”
Sang Wanita: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha.” (QS al-Israa [17] : 1) Maksudnya dia berasal dari Masjidil Aqsa
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Sudah berapa lama anda disini?”
Sang Wanita: “selama tiga malam: (QS Maryam [19] : 10)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Bagaimana anda makan?”
Sang Wanita: “dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, (QS Asy-Su’ara [26] : 79)” Maksudnya dengan satu cara atau lainnya, Allah member makan kepadanya.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Adakah air untuk berwudhu?”
Sang Wanita: “kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci).” (QS An-Nisaa [4] : 43). Maksudnya dia melakukan tayammum karena tidak menemukan air.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Ini ada sedikit makanan, ambillah!”
Sang Wanita: “sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam,” (QS Al-Baqarah [2] : 187). Dia ingin menunjukkan bahwa dia sendang berpuasa.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Ini bukan bulan Ramadhan.”
Sang Wanita: “Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2] : 156). Maksudnya ia melaksanakan puasa sunnah.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Membatalkan puasa dalam perjalanan diperbolehkan.”
Sang Wanita: “Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.: (QS Al-Baqarah [2] : 184)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Bicaralah sebagaimana saya berbicara.”
Sang Wanita: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaaf [50] : 18). Maksudnya karena setiap perkataan seseorang diawasi dan dicatat, maka dia bersikap hati-hati dengan berbicara hanya dengan kata-kata di dalam Al-Qur’an.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Dari suku mana asalmu?”
Sang Wanita: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al-Israa [17] : 36). Maksudnya bahwa hal-hal yang engkau tidak memiliki pengetahuan tentangnya dan bukan merupakan urusanmu, engkau hanya membuang-buang waktu dengan menanyakannya.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Maaf, saya sungguh telah berbuat kesalahan.”
Sang Wanita: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu).” (QS Yusuf [12] : 92)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Maukah anda berkendaraan dengan untaku dan menemui kelompokmu?”
Sang Wanita: “Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.” (QS Al-Baqarah [2] : 197). Maksudnya jika anda berbuat baik kepadakum Allah akan memberikan balasan bagimu.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Kalau begitu naiklah.” Lalu beliau menundukkan untanya (yakni membuat untu itu duduk agar dapat dinaiki wanita tersebut, -pnet).
Sang Wanita: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya.” (QS An-Nuur [24] : 30). Hadhraat Adullah memahaminya dan berpaling. Ketika wanita tersebut menaiki unta, unta tersebut menyentak dan pakaian wanita tersebut terlilit di pelana dan dia pun berseru: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri” (QS Asy-Syuura [43] : 30). Dengan kata lain, ia hendak memint aperhatian Hadhrat Abdullah bin Mubarak rahimahullah terhadap kecelakaan tersebut.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) memahaminya dan ia mengikat kaki unta dan meluruskan tali pelana. Wanita tersebut memuji kecekatan dan kemampuannya dengan mengakatan: “maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman” (QS Al-Anbiyaa [21] : 79).
Ketika perjalanan akan dimulai, wanita itu membaca ayat yang dibaca ketika melakukan perjalanan: “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami". (QS Az-zukhruf [43] : 13-14)
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) memegang tali kekang unta tersebut. Dia mulai menyenandungkan Huddi, nasyid Arab yang terkenal di dalam perjalanan dan dia mulai berjalan dengan cepat.
Sang Wanita: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.” (QS Luqma [31] : 19) Hadhrat Abdullah bin Mubarak memahaminya. Dia mulai berjalan lebih lambar dan merendahkan suaranya.
Sang Wanita: “bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an.” (QS Al-Muzammil [73[ : 20). Maksudnya, daripada menyenandungkan Huddi, iia sebaiknya membaca Al-Qur’an.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) mulai membaca Al-Qur’an.
Sang wanita menjadi sangat senang dan berkata: “Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS Al-Baqarah [2] : 269)
Setelah membaca Al-qur’an selama beberapa saat, Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) bertanya kepada wanita tersebut jika ia mempunyai suami: “Wahai bibi, apakah anda mempunyai suami?” (maksudnya apakah dia masih hidup)
Sang Wanita: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu,” Wanita itu bermaksud mengatakan bahwa seharusnya tidak ada perntanyaan mengenai hal tersebut, yang menunjukkan mungkin suamina telah meninggal.
Akhirnya mereka pun dapat menyusul rombangan wanita itu.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Apakah anda memiliki anak atau kerabat dalam romongan itu yang memiliki hubungan denganmu?”
Sang Wanita: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” Dia bermasud bahwa dia memiliki anak-anak bersama rombongan tersebut dan mereka membawa perbekalan bersamanya.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Apa yang dilakukan oleh anak-anakmu untuk rombongan ini? (Maksud pertanyaan Hadhrat Abdullah adalah untuk memudahkan mengenali anak-anak wanita tersebut).
Sang Wanita: “dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.” (QS Al-Nahl [16] : 16). Maksudnya bahwa anaknya adalah penunjuk jalan bagi rombongan tersebut.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “Bisakah anda mengatakan nama mereka kepadaku?”
Sang Wanita: “Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS An-Nisaa [4] : 125). “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu.” (QS Maryam [19] : 12). “Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung .” (QS An-Nisaa [4[ : 164). Dengan membaca ayat-ayat ini, wanita tersebut mengabarkan bahwa nama anak-anaknya adalah Yahya, Ibrahim dan Musa.
Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) memanggil nama-nama tersebut dari romongan itu dan tiga orang anak muda segera mendekat.
Sang Wanita: “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu” (QS Al-Kahfi [18] : 19). Dengan kata lain dia memerintahkan anak-anaknya untuk member makan Hadhrat Abdullah.
Ketika makanan telah dibawakan, dia berkata kepada Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah): “"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS Al-Haaqah [69] : 24), dan bersama ayat tersebut dia membaca ayat lain, maksudnya adalah untuk menunjukan rasa terima kasihnya kepada Hadrath Abdullah atas kebaikannya. Ayat tersebut adalah: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS Ar-Rahmaan [55] : 60)
Percakapan merreka berakhir pada ayat ini. Anak wanita itu mengabarkan kepada Hadhrat Abdullah bin Mubarak (rahimahullah) bahwa ibunya telah berbicara dengan cara seperti itu, yakni hanya menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dalam perkataannya, selama 40 tahun terakhir.
Kisah nyata berikut ini diambil dari buku Azzaman al-Qadim yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan dibawakan oleh Muhammad Alshareef pada MYNA Zona East Conference. Sebuah kisah nyata yang begitu menyentuh, untuk mengingatkan kita semua agar mensyukuri tarikan nafas kita pada hari ini dengan bersegera pada ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Karena esok, atau mungkin sesaat lagi, kita akan berlalu dari dunia ini, menuju kepada kebahagiaan abadi, atau siksa abadi....!
---------------------
Pipinya cekung, dan kulitnya membalut tulangnya. Hal itu tidak menghentikannya karena engkau takkan melihatnya tidak membaca Al-Qur’an. Dia selalu terjaga di ruang shalatnya yang ayah bangun untuknya. Ruku’, sujud, dan mengangkat tangannya ketika shalat, seperti itulah dia sejak fajar hingga matahari terbenam dan kembali lagi, kejenuhan itu untuk orang lain (bukan bagi dirnya).
Adapun aku, aku kecanduan tidak lain selain majalah fashion dan novel. Aku keranjingan video hingga perjalanan ke tempat sewa video menjadi trademark-ku. Ada sebuah pepatah bahwa jika sesuatu telah menjadi kebiasaan, orang-orang akan mengenalimu dengannya. Aku lalai dari kewajibanku dan shalatku ditandai dengan kemalasan.
Suatu malam, setelah tiga jam yang panjang menonton, aku mematikan vedio. Adzan dengan lembut membangunkan malam. Aku menyelinap dengan damai ke dalam selimutku.
Suaranya memanggilku dari ruang shalatnya. ”Ya? Kamu ingin sesuatu Noorah?” Tanyaku.
Dengan jarum tajam dia memecahkan rencanaku. ”Jangan tidur sebelum kamu shalat Fajar!”
Agghh! ”Masih ada waktu satu jam sebelum Fajar, Itu hanya Adzan pertama.” Kataku.
Dengan suaranya yang merdu dia memanggilku mendekat. Dia selalu seperti itu bahkan sebelum penyakit ganat itu mengguncangkan jiwanya dan menahannya di tempat tidur. ”Hanan, maukah kamu duduk di sisiku?”
Aku tidak pernah dapat menolak permintaannya, engkau dapat merasakan kemurnian dan keikhlasan pada dirinya. ”Ya Noorah?”
’Duduklah disini.”
”Baiklah, aku duduk. Apa yang kau pikirkan?”
Dengan suaranya yang manis dia membaca
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” (QS Al-Imran [3] : 185)
Ia berhenti sambil berpikir. Kemudian ia bertanya, “Kamu percaya kematian?”
“Tentu saja.” Jawabku.
“Apa kamu percaya kamu akan bertanggungjawab terhadapa apapun yang kamu kerjakan, tidak perduli itu kecil atau besar?”
“Aku percaya, tetapi Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, dan kehidpan masih panjang menantiku.”
“Hentikan Hanan! Apa kamu tidak takut dengan kematian dan kedatangannya yang tiba-tiba? Lihat Hind. Dia lebih muda darimu tetapi dia mati dalam kecelakaan mobil. Kematian buta terhadap usia dan umurmu tidak dapat mengukur kapan kamu akan mati.”
Kegelapan kamar itu memenuhi kulitku dengan ketakutan. “Aku takut gelap dan sekarang kamu menakutiku dengan kematian. Bagaimana aku bisa tidur sekarang? Noorah, kukira kamu sudah berjanji untuk pergi bersama selama liburan musim panas.”
Suaranya pecah dan hatinya gemetar “Aku mungkin akan menempuh perjalanan yang panjang tahun ini Hanan, tetapi di tempat yang lain. Kehidupan kita semua berada di tangan Allah dan kita semua adalah milik-Nya.”
Mataku basah dan air mataku mengalir di kedua pipiku. Aku memikirkan penyakit ganas saudariku. Dokter telah mengabarkan kepada ayahku secara pribadi, tidak banyak harapan Noorah dapat mengalahkan penyakitnya. Dia tidak diberitahu, saya jadi bertanya-tanya, siapa gerangan yang mengabarkan kepdanya. Atau apakah dia dapat merasakan kebenaran?
“Apa yang kamu pikirkan Hanan? Suaranya terdengar tajam. “Apa kamu mengira aku mengatakan ini hanya karena aku sakit? Aku harap tidak. Bahkan, aku mungkin hidup lebih lama dari orang-orang yang sehat. Berapa lama kamu akan hidup, Hanan? Mungkin dua puluh tahun? Mungkin empat puluh? Lalu apa?” Dalam gelap dia menyentuh tanganku dan menekannya lembut. “Tidak ada perbedaan antara kita. Kita semua akan pergi meninggalkan duniaini untuk tinggal di dalam Surga atau sengsara di dalam Neraka. Perhatikan firman Allah:
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung.” (QS Al-Imran [3] : 185)
Aku meninggalkan kamar saudariku dalam keadaan limbung, kata-katanya mengiang di telingaku, “Semoga Allah menunjukimu Hanan, jangan lupakan shalatmu.”
Aku mendengar gedoran di pintuku pada pukul delapan pagi. Aku tidak biasa bangun di waktu seperti ini. Ada tangisan dan kebingungan. Ya Allah, apa yang terjadi?
Kondisi Noorah menjadi kritis setelah Fajar, mereka segera membawanya ke rumah sakit.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Tidak akan ada perjalanan musim panas ini. Telah ditakdirkan aku akan menghabiskan musim panas di rumah.
Seolah waktu berlalu selamanya ketika tiba jam 1 siang. Ibu menelepon rumah sakit.
“Ya, kalian bisa datang dan menjenguknya sekarang.” Suara ayah berubah dan ibu dapat merasakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Kami segera berangkat.
Dimana jalan yang sering kulewati dan kukira sangat singkat? Mengapa ini terasa begitu lama? Dima keramaian dan lalu lintas yang selalu memberiku kesempatan untuk menoleh ke kiri dan ke kanan? Semua orang menyingkir dari jalan kami!
Ibu menggelengkan kepalanya dalam tangannya menangis ketika ia berdoa bagi Norah. Kami tiba di loby rumah sakit. Seorang laki-laki mengerang, sedangkan yang lainnya korban kecelakaan. Dan mata laki-laki ketiga terlihat sedingin es. Engkau tidak bisa memastikan apakah dia mati atau hidup.
Norah berada dalam ruang ICU. Kami menaiki tangga menuju ke lantai (kamar)nya. Suster mendekati kami, “Mari kuantarkan kepada Norah.”
Ketika kami berjalan sepanjang koridor, suster bercerita betapa manisnya Norah. Dia sedikit banyak meyakinkan ibu kalau keadaan Norah lebih baik daripada pagi tadi. “Maaf. Tidak boleh lebih dari satu orang pengunjung memasuki kamar.” Kata suster tersebut.
Ini adalah kamar ICU. Menatap ke arah jubah putih selembut salju, melalui jendela kecil di pintu, aku melihat mata saudariku. Ibu berdiri di sisinya. Setelah kurang-lebih dua menit, ibu keluar tak dapat menahan tangisnya. “Kamu boleh masuk dan mengucapkan salam kepadanya dengan syarat kamu tidak berbicara terlalu lama dengannya,” mereka berkata kepadaku. “Dua menit cukup”
“Bagaimana keadaanmu Norah? Kamu baik-baik saja semalam saudariku, apa yang terjadi?”
Kami berpengangan tangan, dia menekannya lembut. “Sekarang pun, alhamdulillah, aku baik-baik saja.”
“Alhamdulillah... tapi.. tanganmu sangat dingin.”
Aku duduk di sisi tempat tidurnya dan meletakkan tanganku di lututnya. Ia tersentak, “Maaf, sakit ya?”
“Tidak, hanya saja aku teringat firman Allah.”
وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ
“dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan).” (Al-Qiyamah [75] : 29)
"Hanan doakan aku. Mungkin aku akan segera bertemu hari pertama dari hari akhirat (yakni di kuburan). Itu adalah perjalanan yang panjang dan aku belum mempersiapkan amalan yang cukup dalam perbekalanku.”
Sebutir air mata menitik dan meluncur ke pipiku mendengar kata-katanya. Aku menangis dan dia ikut menangis bersamaku. Ruangan menjadi kabur dan membiarkan kami dua bersaudara menagis bersama. Tetesan air mata jatuh ke telapak tangan saudariku, yang kugenggam dengan kedua tanganku. Ayah saat ini menjadi lebih khawatir kepadaku. Aku tak pernah mangis seperti ini sebelumnya.
Di rumah dan ditingkat atas di kamarku, aku menyaksikan matahari berlalu dengan hari yang penuh kesedihan. Kesunyian mengapung di koridor rumah kami. Secara bergiliran sepupu-sepupuku masuk ke kamarku. Banyak pengunjung dan semua suara bercampur baur di lantai bawah. Hanya satu hal yang jelas saat itu – Norah telah pergi!
Aku berhenti membedakan siapa yang datang dan siapa yang pergi. Aku tidak dapat mengingat apa yang mereka katakan. Ya Allah, dimana aku? Apa yang terjadi? Aku bahkan tidak dapat menangis lagi.
Beberapa hari kemudian mereka menceritakan kepadaku apa yang terjadi. Ayah telah manarik tanganku untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saudariku untuk yang terakhir kalinya. Aku mencium kepala Norah.
Aku hanya teringat satu hal ketika menyaksikannya terbujur di tempat tidur – tempat dimana dia akan mati. Aku teringat ayat yang dibacanya:
“dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan).”
Dan aku tahu pasti kebenaran ayat berikutnya:
إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
“kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” (QS Al-Qiyamah [75] : 30)
Aku menyusup ke ruang shalatnya malam itu. Menatap pada pakaian yang dian dan cermin yang bisu. Aku sungguh menjaga dia yang telah berbagi rahim ibuku denganku. Nora adalah sadara kembarku.
Aku teringat dia yang dengannya aku berbagi kesedihan, memberi ketenangan di hari-hari hujanku. Aku teringat dia yang berdoa agar aku mendapat petunjuk dan dia yang menitikkan begitu banyak air mata pada kebanyakan malam yang panjang mengingatkanku akan kematian dan hisab. Semoga Allah menyelamatkan kami semua.
Malam ini adalah malam pertama Norah yang harus ia lewatkan di kuburnya. Ya Allah, rahmatilah dia dan terangilah kuburnya. Inilah Al-Qur’an dan sajadahnya. Dan inilah pakaian berwarna mawar musim semi yang dia katakan kepadaku akan disimpannya sampai dia menikah, pakaian yang hanya disimpannya untuk suaminya kelak.
Aku teringat saudariku dan menangisi semua hari-hari yang telah lalu. Aku berdoa kepada Allah agar melimpahkan rahmatnya kepada kami, menerima ibadahku dan mengampuniku. Aku berdoa kepada Allah untuk meneguhkan Norah di dalam kuburnya sebagaiamana yang selalu ia ucapkan di dalam doanya.
Pada saat itu, aku berhenti. Aku bertanya kepada diriku apa jadinya jika akulah yang mati. Kemana aku akan menuju? Ketakutan memenuhiku dan air mataku mulai mengalir lagi.
Allahu Akbar. Allahu Akbar.... “Adzan pertama terdengar lembut dari masjid. Ia terdengar begitu indah kali ini. Aku merasa tenang dan nyaman ketika mengikuti bacaan muadzin. Kulilitkan syal di pundakku dan berditi untuk shalat Fajar. Aku shalat seolah itulah shalat terakhirku, shalat perpisahan. persis seperti apa yang Norah lakukan kemarin. Itu adalah shalat Fajar terakhirnya.
Kini, dan Insya Allah sepanjang sisa hidupku, jika aku bangun di pagi hari aku tidak lagi menganggap akan hidup hingga malam, dan di malam hari aku tidak menganggap akan tetap hidup di pagi hari. Kita semua akan menuju perjalanan Norah. Apa yang telah kita persiapkan untuknya?
---------------------
Pipinya cekung, dan kulitnya membalut tulangnya. Hal itu tidak menghentikannya karena engkau takkan melihatnya tidak membaca Al-Qur’an. Dia selalu terjaga di ruang shalatnya yang ayah bangun untuknya. Ruku’, sujud, dan mengangkat tangannya ketika shalat, seperti itulah dia sejak fajar hingga matahari terbenam dan kembali lagi, kejenuhan itu untuk orang lain (bukan bagi dirnya).
Adapun aku, aku kecanduan tidak lain selain majalah fashion dan novel. Aku keranjingan video hingga perjalanan ke tempat sewa video menjadi trademark-ku. Ada sebuah pepatah bahwa jika sesuatu telah menjadi kebiasaan, orang-orang akan mengenalimu dengannya. Aku lalai dari kewajibanku dan shalatku ditandai dengan kemalasan.
Suatu malam, setelah tiga jam yang panjang menonton, aku mematikan vedio. Adzan dengan lembut membangunkan malam. Aku menyelinap dengan damai ke dalam selimutku.
Suaranya memanggilku dari ruang shalatnya. ”Ya? Kamu ingin sesuatu Noorah?” Tanyaku.
Dengan jarum tajam dia memecahkan rencanaku. ”Jangan tidur sebelum kamu shalat Fajar!”
Agghh! ”Masih ada waktu satu jam sebelum Fajar, Itu hanya Adzan pertama.” Kataku.
Dengan suaranya yang merdu dia memanggilku mendekat. Dia selalu seperti itu bahkan sebelum penyakit ganat itu mengguncangkan jiwanya dan menahannya di tempat tidur. ”Hanan, maukah kamu duduk di sisiku?”
Aku tidak pernah dapat menolak permintaannya, engkau dapat merasakan kemurnian dan keikhlasan pada dirinya. ”Ya Noorah?”
’Duduklah disini.”
”Baiklah, aku duduk. Apa yang kau pikirkan?”
Dengan suaranya yang manis dia membaca
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.” (QS Al-Imran [3] : 185)
Ia berhenti sambil berpikir. Kemudian ia bertanya, “Kamu percaya kematian?”
“Tentu saja.” Jawabku.
“Apa kamu percaya kamu akan bertanggungjawab terhadapa apapun yang kamu kerjakan, tidak perduli itu kecil atau besar?”
“Aku percaya, tetapi Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, dan kehidpan masih panjang menantiku.”
“Hentikan Hanan! Apa kamu tidak takut dengan kematian dan kedatangannya yang tiba-tiba? Lihat Hind. Dia lebih muda darimu tetapi dia mati dalam kecelakaan mobil. Kematian buta terhadap usia dan umurmu tidak dapat mengukur kapan kamu akan mati.”
Kegelapan kamar itu memenuhi kulitku dengan ketakutan. “Aku takut gelap dan sekarang kamu menakutiku dengan kematian. Bagaimana aku bisa tidur sekarang? Noorah, kukira kamu sudah berjanji untuk pergi bersama selama liburan musim panas.”
Suaranya pecah dan hatinya gemetar “Aku mungkin akan menempuh perjalanan yang panjang tahun ini Hanan, tetapi di tempat yang lain. Kehidupan kita semua berada di tangan Allah dan kita semua adalah milik-Nya.”
Mataku basah dan air mataku mengalir di kedua pipiku. Aku memikirkan penyakit ganas saudariku. Dokter telah mengabarkan kepada ayahku secara pribadi, tidak banyak harapan Noorah dapat mengalahkan penyakitnya. Dia tidak diberitahu, saya jadi bertanya-tanya, siapa gerangan yang mengabarkan kepdanya. Atau apakah dia dapat merasakan kebenaran?
“Apa yang kamu pikirkan Hanan? Suaranya terdengar tajam. “Apa kamu mengira aku mengatakan ini hanya karena aku sakit? Aku harap tidak. Bahkan, aku mungkin hidup lebih lama dari orang-orang yang sehat. Berapa lama kamu akan hidup, Hanan? Mungkin dua puluh tahun? Mungkin empat puluh? Lalu apa?” Dalam gelap dia menyentuh tanganku dan menekannya lembut. “Tidak ada perbedaan antara kita. Kita semua akan pergi meninggalkan duniaini untuk tinggal di dalam Surga atau sengsara di dalam Neraka. Perhatikan firman Allah:
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung.” (QS Al-Imran [3] : 185)
Aku meninggalkan kamar saudariku dalam keadaan limbung, kata-katanya mengiang di telingaku, “Semoga Allah menunjukimu Hanan, jangan lupakan shalatmu.”
Aku mendengar gedoran di pintuku pada pukul delapan pagi. Aku tidak biasa bangun di waktu seperti ini. Ada tangisan dan kebingungan. Ya Allah, apa yang terjadi?
Kondisi Noorah menjadi kritis setelah Fajar, mereka segera membawanya ke rumah sakit.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Tidak akan ada perjalanan musim panas ini. Telah ditakdirkan aku akan menghabiskan musim panas di rumah.
Seolah waktu berlalu selamanya ketika tiba jam 1 siang. Ibu menelepon rumah sakit.
“Ya, kalian bisa datang dan menjenguknya sekarang.” Suara ayah berubah dan ibu dapat merasakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Kami segera berangkat.
Dimana jalan yang sering kulewati dan kukira sangat singkat? Mengapa ini terasa begitu lama? Dima keramaian dan lalu lintas yang selalu memberiku kesempatan untuk menoleh ke kiri dan ke kanan? Semua orang menyingkir dari jalan kami!
Ibu menggelengkan kepalanya dalam tangannya menangis ketika ia berdoa bagi Norah. Kami tiba di loby rumah sakit. Seorang laki-laki mengerang, sedangkan yang lainnya korban kecelakaan. Dan mata laki-laki ketiga terlihat sedingin es. Engkau tidak bisa memastikan apakah dia mati atau hidup.
Norah berada dalam ruang ICU. Kami menaiki tangga menuju ke lantai (kamar)nya. Suster mendekati kami, “Mari kuantarkan kepada Norah.”
Ketika kami berjalan sepanjang koridor, suster bercerita betapa manisnya Norah. Dia sedikit banyak meyakinkan ibu kalau keadaan Norah lebih baik daripada pagi tadi. “Maaf. Tidak boleh lebih dari satu orang pengunjung memasuki kamar.” Kata suster tersebut.
Ini adalah kamar ICU. Menatap ke arah jubah putih selembut salju, melalui jendela kecil di pintu, aku melihat mata saudariku. Ibu berdiri di sisinya. Setelah kurang-lebih dua menit, ibu keluar tak dapat menahan tangisnya. “Kamu boleh masuk dan mengucapkan salam kepadanya dengan syarat kamu tidak berbicara terlalu lama dengannya,” mereka berkata kepadaku. “Dua menit cukup”
“Bagaimana keadaanmu Norah? Kamu baik-baik saja semalam saudariku, apa yang terjadi?”
Kami berpengangan tangan, dia menekannya lembut. “Sekarang pun, alhamdulillah, aku baik-baik saja.”
“Alhamdulillah... tapi.. tanganmu sangat dingin.”
Aku duduk di sisi tempat tidurnya dan meletakkan tanganku di lututnya. Ia tersentak, “Maaf, sakit ya?”
“Tidak, hanya saja aku teringat firman Allah.”
وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ
“dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan).” (Al-Qiyamah [75] : 29)
"Hanan doakan aku. Mungkin aku akan segera bertemu hari pertama dari hari akhirat (yakni di kuburan). Itu adalah perjalanan yang panjang dan aku belum mempersiapkan amalan yang cukup dalam perbekalanku.”
Sebutir air mata menitik dan meluncur ke pipiku mendengar kata-katanya. Aku menangis dan dia ikut menangis bersamaku. Ruangan menjadi kabur dan membiarkan kami dua bersaudara menagis bersama. Tetesan air mata jatuh ke telapak tangan saudariku, yang kugenggam dengan kedua tanganku. Ayah saat ini menjadi lebih khawatir kepadaku. Aku tak pernah mangis seperti ini sebelumnya.
Di rumah dan ditingkat atas di kamarku, aku menyaksikan matahari berlalu dengan hari yang penuh kesedihan. Kesunyian mengapung di koridor rumah kami. Secara bergiliran sepupu-sepupuku masuk ke kamarku. Banyak pengunjung dan semua suara bercampur baur di lantai bawah. Hanya satu hal yang jelas saat itu – Norah telah pergi!
Aku berhenti membedakan siapa yang datang dan siapa yang pergi. Aku tidak dapat mengingat apa yang mereka katakan. Ya Allah, dimana aku? Apa yang terjadi? Aku bahkan tidak dapat menangis lagi.
Beberapa hari kemudian mereka menceritakan kepadaku apa yang terjadi. Ayah telah manarik tanganku untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saudariku untuk yang terakhir kalinya. Aku mencium kepala Norah.
Aku hanya teringat satu hal ketika menyaksikannya terbujur di tempat tidur – tempat dimana dia akan mati. Aku teringat ayat yang dibacanya:
“dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan).”
Dan aku tahu pasti kebenaran ayat berikutnya:
إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
“kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” (QS Al-Qiyamah [75] : 30)
Aku menyusup ke ruang shalatnya malam itu. Menatap pada pakaian yang dian dan cermin yang bisu. Aku sungguh menjaga dia yang telah berbagi rahim ibuku denganku. Nora adalah sadara kembarku.
Aku teringat dia yang dengannya aku berbagi kesedihan, memberi ketenangan di hari-hari hujanku. Aku teringat dia yang berdoa agar aku mendapat petunjuk dan dia yang menitikkan begitu banyak air mata pada kebanyakan malam yang panjang mengingatkanku akan kematian dan hisab. Semoga Allah menyelamatkan kami semua.
Malam ini adalah malam pertama Norah yang harus ia lewatkan di kuburnya. Ya Allah, rahmatilah dia dan terangilah kuburnya. Inilah Al-Qur’an dan sajadahnya. Dan inilah pakaian berwarna mawar musim semi yang dia katakan kepadaku akan disimpannya sampai dia menikah, pakaian yang hanya disimpannya untuk suaminya kelak.
Aku teringat saudariku dan menangisi semua hari-hari yang telah lalu. Aku berdoa kepada Allah agar melimpahkan rahmatnya kepada kami, menerima ibadahku dan mengampuniku. Aku berdoa kepada Allah untuk meneguhkan Norah di dalam kuburnya sebagaiamana yang selalu ia ucapkan di dalam doanya.
Pada saat itu, aku berhenti. Aku bertanya kepada diriku apa jadinya jika akulah yang mati. Kemana aku akan menuju? Ketakutan memenuhiku dan air mataku mulai mengalir lagi.
Allahu Akbar. Allahu Akbar.... “Adzan pertama terdengar lembut dari masjid. Ia terdengar begitu indah kali ini. Aku merasa tenang dan nyaman ketika mengikuti bacaan muadzin. Kulilitkan syal di pundakku dan berditi untuk shalat Fajar. Aku shalat seolah itulah shalat terakhirku, shalat perpisahan. persis seperti apa yang Norah lakukan kemarin. Itu adalah shalat Fajar terakhirnya.
Kini, dan Insya Allah sepanjang sisa hidupku, jika aku bangun di pagi hari aku tidak lagi menganggap akan hidup hingga malam, dan di malam hari aku tidak menganggap akan tetap hidup di pagi hari. Kita semua akan menuju perjalanan Norah. Apa yang telah kita persiapkan untuknya?
Ummu Shalih, Seorang Nenek yang Menghafalkan Al-Qur’an
di Usia 82 Tahun
Alhamdulillah, Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar [54] : 32)
Banyak orang di seluruh dunia menghafal Al-Qur’an, dan tidak aneh melihat seorang anak menghafal Al-Qur’an dan di usia yang sangat muda. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur’an mudah untuk dihafalkan, telah menjadikanya mudah bagi Ummu Shalih yang berusia 82 tahun. Dalam wawancara bersama Ummu Shalih, ia ditanyai sejumlah pertanyaan berikut:
Pertanyana: “Alasan apa yang mendorong anda untuk menghafal Al-Qur’an setelah sekian tahun berlalu?”
Ummu Shalih: “Aku selalu berharap menghafalkan Al-Qur’an sejak aku masih muda. Ayaku selalu berdoa kepada Allah bagiku agar menjadi orang yang menghafal Al-Qura'n sebagaimana dirinya dan saudaras-saudara laki-laki yang lebih tua di dalam keluargaku yang menghafalkan Al-Qur’an. Maka aku mulai menghafal tiga bagian dan menamatkannya di usia 13 tahun. Aku menikah dan menjadi sibuk dengan urusan rumah tangga dan anak-anak. Setelah memiliki tujuh orang anak, suamiku meninggal. Anak-anakku mash kecil maka aku menghabiskan waktu untuk membesarkan dan mendidik mereka, dan setelah mereka dewasa dan menikah, aku memiliki lebih banyak waktu untuk diriku sendiri. Oleh karena itu, hal pertama yang aku lakukan adalah memusatkan pertahian pada Al-Qur’an.
Pertanyaan: Ceritakanlah kepada kami perjalanan anda bersama Al-Qur’an."
Ummu Shalih: “Anak perempuanku yang paling kecil masuk SMA dan dia adalah anak yang paling dekat denganku dan yang paling kucintai, karena dia tinggal bersamaku setelah kakak-kakak perempuannya menikah dan sibuk dengan kehidupan mereka sendiri, dan karena dia adalah gaids pendiam, shalihah dan penuh cinta dan baik. Apalagi, dia tertarik mempeelajari Al-Qur’anul Karim, dan guru-gurunya mendorongnya. Ditambah lagi dia sangat antusias dan selalu menceritakan kepadaku banyak wanita yang terdorong oleh motivasi besar untuk menghafal Al-Qur’an, dan disinilah aku memulai.”
Pertanyaan: “Ceritakanlah bagaimana cara anda menghafal.”
Ummu Shalih: “Kami menetapkan 10 ayat (maksudnya dia dan anak perempuannya yang masuk SMA). Setiap hari setelah Ashar kami duduk bersama. Dia membaca dan aku mengulanginya tiga kali. Kemudian dia menerangkan artinya kepadaku, dan setelah beberapa saat dia mengulanginya tiga kali. Pada hari yang berikutnya, dia mengulanginya tiga kali sebelum berangkat ke sekolah. Dia juga merekam bacaan Syaikh al-Husary rahimahullah, mengulangi setiap ayat tiga kali dan begitulah aku melanjutkan mendengarkannya hampir sepanjang waktu. Kemudian pada hari berikutnya kami akan melanjutkan pada 10 ayat berikutnya jika hafalanku baik. Jika tidak, kami akan menunda menghafal ayat berikutnya sampai hari berikutnya lagi. Lebih lanjut, kami menetapkan hari Jum’at untuk meninjau kembali hafalan selama satu minggu. Dan inilah perjalanan dari awal”
Kemudian Ummu Shalih berkata: “Setelah 4,5 tahun aku telah menghafal 12 juz menurut cara yang aku jelaskan kepada anda. Kemudian anakku menikah. Ketika suaminya mengetahui kegiatan kami mengenai hafalan, dia menyewa rumah dekat denganku, dekat dengan rumahku, sehingga memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan hafalan. Lebih lanjut, dia, semoga Allah memberikan pahala baginya, selalu mendorong kami dan kadang-kadang duduk bersama kami mendengarkan, menjelaskan, dan mengajarkan. Kemudian setelah tiga tahun perkawinannya, anakkmu mulai sibuk dengan anak-anak dan urusan rumah tangganya, dan jadwal kami pun terganggu, akan tetapi hal itu tidak membuatnya menyerah. Bahkan, dia melihat hasratku untuk menghafal masih tetap ada, dia mencarikan guru khusus untuk melanjutkan kegiatan tersebut di bawah pengawasannya. Akhirnya aku menamatkan hafalan dengan pertolongan Allah, dan anakku masih berusaha menamatkan hafalannya terhadap Al-Qur’anul Adzim. Dia masih ketinggalan sedikit insya Allah.
Peertanyaan: “Motivasimu (untuk menghafal –pent.), apakah mempengaruhi wanita-wanita lain di sekelilingmu?"
Ummu Shalih: “Itu benar-benar memberikan dampak baik yang kuat. Anak-anak perempuanku dan anak-anak perempuan (dari suami terdahulu) semuanya terdorong dan berussaha untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak mereka dan belajar bagi diri mereka sendiri.
Pertanyaan: “Setelah menamatkan Al-Qur’an, tidakkah anda berpikir untuk mulai menghafalkan hadits?”
Ummu Shalih: “Sekarang aku telah menghafalkan 90 hadits dan insya Allah aku akan terus melakukannya. Hafalanku tergantung pada rekaman dan siaran radio Qur’an. Di akhir setiap minggu, anak perempuanku datang dan mengecek tiga hadits fahalanku, dan aku sekarang mencoba menghafalkan lebih banyak lagi.
Pertanyaan: “Selama menghafalkan Al-Qur’an, apakah hidup anda berubah? Apakah hal itu mempengaruhi hidupmu?”
Ummu Shalih: “Ya, aku mengalami perubahan besar dan aku selalu mencoba, segala puji bagi Allah, untuk taat kepada Allah sebelum mulai menghafal. Namun demikian, setelah aku mulai tugas menghafalkan, aku mulai merasakan kepercayaan diri, kepercayaan diri yang besar dan semua kekhawatiran perlahan-lahan sirna. Aku bahkan mencapai tingkat membebaskan diriku dari semua kekhawatiran yang berlebihan akan ketakutan mengenai anak-anakku dan urusan mereka, dan semangatku bertambah. Aku memiliki tujuan mulia untuk dilaksanakan dan ini adalah nikmt yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala kepadaku, karena kita mengetahui bahwa sebagian wanita, ketika mereka beranjak tua dan tidak memiliki suami, dan anak-anak mereka menikah, mungkin dihancurkan oleh waktu dan pikiran kosong, kecemasan, dan seterrusnya. Akan tetapi, Alhamdulillah, aku tidak melaluinya dan aku menyibukkan diri dengan tugas yang besar, dan tujuan yang besar.
Peranyaan: “Tdakkah anda berpikir pada saat tertentu, untuk bergabung dengan majelis yang memusatkan perhatian untuk mengajarkan Al-Qur’an?”
Ummu Shalih: “Ya, sebagian wanita menyarankan hal ini kepadaku, akan tetapi aku adalah wanita yang terbiasa tinggal di rumah, dan aku tidak suka keluar setiap hari dan Alhamdulillah, anak perempuanku mencukupiku dari semua kesulitan dan aku merasa bahagia ketika belajar darinya. Anakku telah memberikan teladan dalam kebaikan dan ketaatan yang jarang ditemukan di masa kita ini. Dia memulia tugas dan kegiatan ini bersamaku ketika dia masih remaja, dan ini adalah usia rawan yang banyak dikeluhkan orang. Dia selalu menekan dirinya agar dia dapat meluangkan waktu untuk mengajariku, dan dia mengajariku dengan baik dan bijaksana. Suaminya adalah penolong yang baik baginya dan dia telah berusaha keras. Aku memohon kepada Allah subhanau wa ta’ala agar memberikan mereka kebahagiaan dan menjadikan anak-anak mereka anak-anak yang shalh.
Pertanyaan: “Apa yang anda katakana kepada wanita di usia anda yang ingin belajar dan menghafalkan Al-Qur’an namun merasa khawatir dan merasa tidak mampu melakukannya?”
Ummu Shalih: “Aku katakana kepadanya, tidak aka nada keputusasaan dengann tekat yang teguh, ikhlas dan benar. Mulailah dengan ikhlas, keteguhan pendirian dan tawakkal kepada Allah setiap saat. Dan ingatlah, pada usia sekarang ini anda seharusnya memiliki waktu untuk diri anda sendiri. Namun jangan gunakan waktu anda hanya untuk keluar atau tidur dan seterusnya, Sebaliknya, sibukkanlah diri anda dengan kebajikan.
Tanya: “Apa yang akan anda katakan kepada wanita yang masih muda? Apa yang akan anda nasihatkan kepadanya?”
Ummu Shalih: “Jagalah Allah maka Dia akan menjagamu. Gunakanlah nikmat yang Allah berikan kepadamu dari kesehatan dan jalan dan kenyamanan hidup. Gunakanlah untuk menghafalkan Kitabullah. Inilah cahaya yang akan menghidupkan hatimu, hidupmu dan kuburmu setelah engkau mati. Dan jika engkau memiliki seorang ibu, maka berusahalah untuk mengajarinya, dan tidak ada nikmat yang lebih baik bagi seorang ibu darpada seorang anak shalih yang menolongnya untuk lebih dekat kepada Allah.
di Usia 82 Tahun
Alhamdulillah, Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar [54] : 32)
Banyak orang di seluruh dunia menghafal Al-Qur’an, dan tidak aneh melihat seorang anak menghafal Al-Qur’an dan di usia yang sangat muda. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur’an mudah untuk dihafalkan, telah menjadikanya mudah bagi Ummu Shalih yang berusia 82 tahun. Dalam wawancara bersama Ummu Shalih, ia ditanyai sejumlah pertanyaan berikut:
Pertanyana: “Alasan apa yang mendorong anda untuk menghafal Al-Qur’an setelah sekian tahun berlalu?”
Ummu Shalih: “Aku selalu berharap menghafalkan Al-Qur’an sejak aku masih muda. Ayaku selalu berdoa kepada Allah bagiku agar menjadi orang yang menghafal Al-Qura'n sebagaimana dirinya dan saudaras-saudara laki-laki yang lebih tua di dalam keluargaku yang menghafalkan Al-Qur’an. Maka aku mulai menghafal tiga bagian dan menamatkannya di usia 13 tahun. Aku menikah dan menjadi sibuk dengan urusan rumah tangga dan anak-anak. Setelah memiliki tujuh orang anak, suamiku meninggal. Anak-anakku mash kecil maka aku menghabiskan waktu untuk membesarkan dan mendidik mereka, dan setelah mereka dewasa dan menikah, aku memiliki lebih banyak waktu untuk diriku sendiri. Oleh karena itu, hal pertama yang aku lakukan adalah memusatkan pertahian pada Al-Qur’an.
Pertanyaan: Ceritakanlah kepada kami perjalanan anda bersama Al-Qur’an."
Ummu Shalih: “Anak perempuanku yang paling kecil masuk SMA dan dia adalah anak yang paling dekat denganku dan yang paling kucintai, karena dia tinggal bersamaku setelah kakak-kakak perempuannya menikah dan sibuk dengan kehidupan mereka sendiri, dan karena dia adalah gaids pendiam, shalihah dan penuh cinta dan baik. Apalagi, dia tertarik mempeelajari Al-Qur’anul Karim, dan guru-gurunya mendorongnya. Ditambah lagi dia sangat antusias dan selalu menceritakan kepadaku banyak wanita yang terdorong oleh motivasi besar untuk menghafal Al-Qur’an, dan disinilah aku memulai.”
Pertanyaan: “Ceritakanlah bagaimana cara anda menghafal.”
Ummu Shalih: “Kami menetapkan 10 ayat (maksudnya dia dan anak perempuannya yang masuk SMA). Setiap hari setelah Ashar kami duduk bersama. Dia membaca dan aku mengulanginya tiga kali. Kemudian dia menerangkan artinya kepadaku, dan setelah beberapa saat dia mengulanginya tiga kali. Pada hari yang berikutnya, dia mengulanginya tiga kali sebelum berangkat ke sekolah. Dia juga merekam bacaan Syaikh al-Husary rahimahullah, mengulangi setiap ayat tiga kali dan begitulah aku melanjutkan mendengarkannya hampir sepanjang waktu. Kemudian pada hari berikutnya kami akan melanjutkan pada 10 ayat berikutnya jika hafalanku baik. Jika tidak, kami akan menunda menghafal ayat berikutnya sampai hari berikutnya lagi. Lebih lanjut, kami menetapkan hari Jum’at untuk meninjau kembali hafalan selama satu minggu. Dan inilah perjalanan dari awal”
Kemudian Ummu Shalih berkata: “Setelah 4,5 tahun aku telah menghafal 12 juz menurut cara yang aku jelaskan kepada anda. Kemudian anakku menikah. Ketika suaminya mengetahui kegiatan kami mengenai hafalan, dia menyewa rumah dekat denganku, dekat dengan rumahku, sehingga memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan hafalan. Lebih lanjut, dia, semoga Allah memberikan pahala baginya, selalu mendorong kami dan kadang-kadang duduk bersama kami mendengarkan, menjelaskan, dan mengajarkan. Kemudian setelah tiga tahun perkawinannya, anakkmu mulai sibuk dengan anak-anak dan urusan rumah tangganya, dan jadwal kami pun terganggu, akan tetapi hal itu tidak membuatnya menyerah. Bahkan, dia melihat hasratku untuk menghafal masih tetap ada, dia mencarikan guru khusus untuk melanjutkan kegiatan tersebut di bawah pengawasannya. Akhirnya aku menamatkan hafalan dengan pertolongan Allah, dan anakku masih berusaha menamatkan hafalannya terhadap Al-Qur’anul Adzim. Dia masih ketinggalan sedikit insya Allah.
Peertanyaan: “Motivasimu (untuk menghafal –pent.), apakah mempengaruhi wanita-wanita lain di sekelilingmu?"
Ummu Shalih: “Itu benar-benar memberikan dampak baik yang kuat. Anak-anak perempuanku dan anak-anak perempuan (dari suami terdahulu) semuanya terdorong dan berussaha untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak mereka dan belajar bagi diri mereka sendiri.
Pertanyaan: “Setelah menamatkan Al-Qur’an, tidakkah anda berpikir untuk mulai menghafalkan hadits?”
Ummu Shalih: “Sekarang aku telah menghafalkan 90 hadits dan insya Allah aku akan terus melakukannya. Hafalanku tergantung pada rekaman dan siaran radio Qur’an. Di akhir setiap minggu, anak perempuanku datang dan mengecek tiga hadits fahalanku, dan aku sekarang mencoba menghafalkan lebih banyak lagi.
Pertanyaan: “Selama menghafalkan Al-Qur’an, apakah hidup anda berubah? Apakah hal itu mempengaruhi hidupmu?”
Ummu Shalih: “Ya, aku mengalami perubahan besar dan aku selalu mencoba, segala puji bagi Allah, untuk taat kepada Allah sebelum mulai menghafal. Namun demikian, setelah aku mulai tugas menghafalkan, aku mulai merasakan kepercayaan diri, kepercayaan diri yang besar dan semua kekhawatiran perlahan-lahan sirna. Aku bahkan mencapai tingkat membebaskan diriku dari semua kekhawatiran yang berlebihan akan ketakutan mengenai anak-anakku dan urusan mereka, dan semangatku bertambah. Aku memiliki tujuan mulia untuk dilaksanakan dan ini adalah nikmt yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala kepadaku, karena kita mengetahui bahwa sebagian wanita, ketika mereka beranjak tua dan tidak memiliki suami, dan anak-anak mereka menikah, mungkin dihancurkan oleh waktu dan pikiran kosong, kecemasan, dan seterrusnya. Akan tetapi, Alhamdulillah, aku tidak melaluinya dan aku menyibukkan diri dengan tugas yang besar, dan tujuan yang besar.
Peranyaan: “Tdakkah anda berpikir pada saat tertentu, untuk bergabung dengan majelis yang memusatkan perhatian untuk mengajarkan Al-Qur’an?”
Ummu Shalih: “Ya, sebagian wanita menyarankan hal ini kepadaku, akan tetapi aku adalah wanita yang terbiasa tinggal di rumah, dan aku tidak suka keluar setiap hari dan Alhamdulillah, anak perempuanku mencukupiku dari semua kesulitan dan aku merasa bahagia ketika belajar darinya. Anakku telah memberikan teladan dalam kebaikan dan ketaatan yang jarang ditemukan di masa kita ini. Dia memulia tugas dan kegiatan ini bersamaku ketika dia masih remaja, dan ini adalah usia rawan yang banyak dikeluhkan orang. Dia selalu menekan dirinya agar dia dapat meluangkan waktu untuk mengajariku, dan dia mengajariku dengan baik dan bijaksana. Suaminya adalah penolong yang baik baginya dan dia telah berusaha keras. Aku memohon kepada Allah subhanau wa ta’ala agar memberikan mereka kebahagiaan dan menjadikan anak-anak mereka anak-anak yang shalh.
Pertanyaan: “Apa yang anda katakana kepada wanita di usia anda yang ingin belajar dan menghafalkan Al-Qur’an namun merasa khawatir dan merasa tidak mampu melakukannya?”
Ummu Shalih: “Aku katakana kepadanya, tidak aka nada keputusasaan dengann tekat yang teguh, ikhlas dan benar. Mulailah dengan ikhlas, keteguhan pendirian dan tawakkal kepada Allah setiap saat. Dan ingatlah, pada usia sekarang ini anda seharusnya memiliki waktu untuk diri anda sendiri. Namun jangan gunakan waktu anda hanya untuk keluar atau tidur dan seterusnya, Sebaliknya, sibukkanlah diri anda dengan kebajikan.
Tanya: “Apa yang akan anda katakan kepada wanita yang masih muda? Apa yang akan anda nasihatkan kepadanya?”
Ummu Shalih: “Jagalah Allah maka Dia akan menjagamu. Gunakanlah nikmat yang Allah berikan kepadamu dari kesehatan dan jalan dan kenyamanan hidup. Gunakanlah untuk menghafalkan Kitabullah. Inilah cahaya yang akan menghidupkan hatimu, hidupmu dan kuburmu setelah engkau mati. Dan jika engkau memiliki seorang ibu, maka berusahalah untuk mengajarinya, dan tidak ada nikmat yang lebih baik bagi seorang ibu darpada seorang anak shalih yang menolongnya untuk lebih dekat kepada Allah.
Salah seorang anak Al-Qa’nabi mengabarkan kisah ini.
’Ayahku seorang pemabuk dan selalu bergaul dengan anak-anak muda berandalan. Suatu hari ia mengundang teman-temannya dan duduk di depan pintu, menanti keadatangan mereka. Ketika dia menunggu, Syu’bah berlalu di hadapannya denngan menunggang keledai, diikuti sejumlah orang berlomba dibelakangnya untuk menyusulnya.
”Siapa itu?” tanya al-Qa’nabi.
“Syu’bah,” jawab seseorang yang duduk di dekatnya.
“Dan siapa gerangan Syu’bah itu?”
”Seorang ulama hadits.”
”Bacakanlah sebuah hadits untukku.” Kata al-Qa’nabi yang (saat itu) mengenakan pakaian berwarna merah.
”Engkau bukanlah dari golongan ahli hadits, aku tidak berkewajiban meriwayatkannya kepadamu.” kata Syu’bah.
Al-Qa’nabi mengambil sebilah pisau dan menodongkannya ke arah Syu’bah. ”Engkau akan meriwayatkan sebuah hadits kepadaku, atau aku akan melukaimu!” ancam Al-Qa’nabi.
”Mansur meriwayatkan kepada kami, ” Syu’bah memulai, ”Dari Rabi’i dari Abu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ”Bila engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.” (HR Bukhari 6120).
Al-Qa’nabi melemparkan pisau tersebut ke tanah dan kembali ke dalam rumahnya. Diambilnya semua botol khamr dan menumpahkannya ke tanah. Ia berkata kepada ibunya, ”Teman-temanku akan datang sebentar lagi. Bila mereka datang, biarkanlah mereka masuk dan tawarkan kepada mereka makanan. Setelah mereka selesai, katakanlah apa yang aku lakukan terhadap (bolot-botol) khamr sehingga mereka akan pergi.”
Al-Qa’nabi pun segera berangkat menuju Madinah, dimana dia menghabiskan tahun-tahun berikutnya dalam hidupnya sebagai murid dari Imam Malik bin Anas, dan mendapatkan kehormatan meriwayatkan hadits dari sang imam
’Ayahku seorang pemabuk dan selalu bergaul dengan anak-anak muda berandalan. Suatu hari ia mengundang teman-temannya dan duduk di depan pintu, menanti keadatangan mereka. Ketika dia menunggu, Syu’bah berlalu di hadapannya denngan menunggang keledai, diikuti sejumlah orang berlomba dibelakangnya untuk menyusulnya.
”Siapa itu?” tanya al-Qa’nabi.
“Syu’bah,” jawab seseorang yang duduk di dekatnya.
“Dan siapa gerangan Syu’bah itu?”
”Seorang ulama hadits.”
”Bacakanlah sebuah hadits untukku.” Kata al-Qa’nabi yang (saat itu) mengenakan pakaian berwarna merah.
”Engkau bukanlah dari golongan ahli hadits, aku tidak berkewajiban meriwayatkannya kepadamu.” kata Syu’bah.
Al-Qa’nabi mengambil sebilah pisau dan menodongkannya ke arah Syu’bah. ”Engkau akan meriwayatkan sebuah hadits kepadaku, atau aku akan melukaimu!” ancam Al-Qa’nabi.
”Mansur meriwayatkan kepada kami, ” Syu’bah memulai, ”Dari Rabi’i dari Abu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ”Bila engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.” (HR Bukhari 6120).
Al-Qa’nabi melemparkan pisau tersebut ke tanah dan kembali ke dalam rumahnya. Diambilnya semua botol khamr dan menumpahkannya ke tanah. Ia berkata kepada ibunya, ”Teman-temanku akan datang sebentar lagi. Bila mereka datang, biarkanlah mereka masuk dan tawarkan kepada mereka makanan. Setelah mereka selesai, katakanlah apa yang aku lakukan terhadap (bolot-botol) khamr sehingga mereka akan pergi.”
Al-Qa’nabi pun segera berangkat menuju Madinah, dimana dia menghabiskan tahun-tahun berikutnya dalam hidupnya sebagai murid dari Imam Malik bin Anas, dan mendapatkan kehormatan meriwayatkan hadits dari sang imam
Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.
Cikal Bakal Hari Valentine
lovSebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).
Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).
Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)
Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:
1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.
Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.
Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ
“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)
Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.
Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
مَا أَعْدَدْتَ لَهَا
“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang tersebut menjawab,
مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,
فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”
Anas pun mengatakan,
فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?
Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!
Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)
Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.
Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Penutup
Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”
Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.
Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.
Cikal Bakal Hari Valentine
lovSebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).
Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).
Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)
Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:
1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.
Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.
Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ
“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)
Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.
Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
مَا أَعْدَدْتَ لَهَا
“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang tersebut menjawab,
مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,
فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”
Anas pun mengatakan,
فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?
Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!
Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)
Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.
Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Penutup
Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”
Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.
Anda pengguna ponsel yang suka gonta-ganti kartu SIM untuk mencari yang murah lalu begitu pulsa habis membuang kartu tersebut? Coba pikir-pikir lagi. Di dalam kartu itu ternyata ada emasnya! Ponsel bekas yang karena tua dan tidak laku dijual lalu acap dibuang begitu saja pun mengandung emas, tembaga dan perak.
Percaya tidak, sebuah perusahaan di Singapura dan Jepang sudah mulai menjadi anggota Lasykar Mandiri (julukan keren untuk pemulung), khusus ponsel tua dan kartu SIM yang dibuang orang. Proses para pemulung ponsel dan kartu SIM bekas ini sama saja dengan juragan pemulung biasa: menyerahkan hasil kumpulannya ke pengolah atau mengolahnya sendiri untuk memisahkan komponen-komponen yang ada dalam kartu SIM atau ponsel. Dari jutaan kartu dan ribuan ponsel yang dikumpulkan, mereka bisa mendulang kiloan emas murni dan puluhan bahkan ratusan kilo tembaga, perak, timah dan beberapa macam lagi.
Dari mana emas atau logam-logam itu datang? Dalam sirkit di ponsel atau chip di kartu SIM (GSM) atau RUIM (CDMA), memang ada emasnya. Emas digunakan karena terbukti mampu menyalurkan arus elektronik lebih baik dibandingkan tembaga. Produsen ponsel atau kartu SIM/RUIM tidak pernah mengurangi atau meniadakan kandungan logam mulia itu, walaupun dalam setiap unit jumlahnya mungkin cuma seperseribu gram.
Nah, jika berhasil mengumpulkan satu juta kartu SIM bekas, kita bisa berharap mendapatkan 1.000 gram atau satu kilogram emas murni. Dan jika kita bisa mengurai ponsel bekas, akan lebih banyak lagi emas, perak dan tembaga yang bisa kita peroleh.
Yokohama Metal Co Ltd, sebuah perusahaan pemulung mendapati kenyataan bahwa ponsel dan kartu SIM merupakan tambang emas yang benar-benar hebat. Jika dari satu ton material yang diambil di tambang emas konvensional hanya didapat sekitar 5 gram emas, dari satu ton ponsel bekas yang dilebur bisa didapat 30 kali lipat, alias 150 gram emas.
Bisa Rp 45 Juta Sebulan
Lasykar Mandiri emas dari Singapura, dan juga Jepang, akan masuk Indonesia dan menawarkan pembelian kartu SIM bekas dengan harga sekitar Rp 100, atau Rp 1000 per ponsel. Mereka akan membangun pabrik untuk melebur alat komunikasi tadi, menjaring emas, tembaga dan perak yang ada.
Mari kita hitung peluang mendulang emas dari kartu SIM dari beberapa operator telekomunikasi yang ada di tanah air. Kita mulai dengan Telkomsel. Tahun ini pelanggannya sudah 52 juta. Dengan pertumbuhan pelanggan yang rata-rata 30% setahun, Telkomsel membutuhkan 200%, bahkan 300% kartu SIM dari jumlah pelanggan aktualnya.
Menurut seorang petinggi Telkomsel, persaingan bisnis yang ketat membuat tingkat churn ? banyaknya pelanggan yang pindah operator ? sangat tinggi. Untuk mendapat pertumbuhan pelanggan 1,5 juta sebulan seperti saat ini, Telkomsel harus menjual 12 juta kartu perdana (starter pack ? SP).
Ini berarti, dari Telkomsel saja ada 10,5 juta kartu SIM yang dibuang begitu pulsanya habis. Belum lagi dari PT Indosat, Excelcomindo (XL), dan delapan operator komunikasi nirkabel lain.
Total satu bulan bisa terkumpul sampai 25 juta ?kartu mati?. Kalau per kartu beratnya 2 gram, maka jumlah totalnya sekitar 50 ton. Jika semua itu berhasil dikumpulkan dan diambil logamnya, akan didapat sekitar 25 kilogram emas sebulan, dan sekitar 100 kg tembaga.
Dengan melumatkan 10.000 ponsel bekas atau seberat satu ton (diasumsikan rata-rata per ponsel beratnya 100 gram), berarti akan didapat 150 gram emas, 100 kg tembaga dan 3 kg perak. Ini di luar plastik, atau timahnya yang juga didapat.
Logam-logam tadi bisa dijual dalam bentuk ingot (logam bahan baku) yang harganya sudah cukup lumayan, karena berkadar 99,99% atau kalau emas 24 karat. Kalau mengikuti harga emas dunia yang Rp 300.000 per gram, setiap bulan dari kartu SIM dan RUIM bekas saja bisa didulang harta sedikitnya Rp 7,5 miliar. Padahal modalnya hanya 25 juta kali Rp 100, alias Rp 2,5 miliar.
Angka pendapatan ini akan bertambah dengan penjualan tembaga yang bisa mencapai Rp 1 miliar, juga dari karton yang dilebur jadi bubur kertas. Sepuluh ribu ponsel bekas yang dibeli sekitar Rp 10 juta akan menghasilkan emas senilai Rp 45 juta, dan tembaga senilai Rp 1 miliar. Ini di luar penjualan perak dan timah.
Namun di negeri kita, tak banyak ponsel yang dibuang. Pertumbuhan pelanggan seluler atau nirkabel masih tetap sebanding dengan jumlah masuknya ponsel baru. Pasar ponsel bekas pun lebih ramai dibanding pasar ponsel baru, karena banyak anggota masyarakat dari lapisan tertentu cenderung gonti-ganti ponsel, menukar-tambah ponsel yang baru 3 bulan dimilikinya dengan yang lebih baru.
Percaya tidak, sebuah perusahaan di Singapura dan Jepang sudah mulai menjadi anggota Lasykar Mandiri (julukan keren untuk pemulung), khusus ponsel tua dan kartu SIM yang dibuang orang. Proses para pemulung ponsel dan kartu SIM bekas ini sama saja dengan juragan pemulung biasa: menyerahkan hasil kumpulannya ke pengolah atau mengolahnya sendiri untuk memisahkan komponen-komponen yang ada dalam kartu SIM atau ponsel. Dari jutaan kartu dan ribuan ponsel yang dikumpulkan, mereka bisa mendulang kiloan emas murni dan puluhan bahkan ratusan kilo tembaga, perak, timah dan beberapa macam lagi.
Dari mana emas atau logam-logam itu datang? Dalam sirkit di ponsel atau chip di kartu SIM (GSM) atau RUIM (CDMA), memang ada emasnya. Emas digunakan karena terbukti mampu menyalurkan arus elektronik lebih baik dibandingkan tembaga. Produsen ponsel atau kartu SIM/RUIM tidak pernah mengurangi atau meniadakan kandungan logam mulia itu, walaupun dalam setiap unit jumlahnya mungkin cuma seperseribu gram.
Nah, jika berhasil mengumpulkan satu juta kartu SIM bekas, kita bisa berharap mendapatkan 1.000 gram atau satu kilogram emas murni. Dan jika kita bisa mengurai ponsel bekas, akan lebih banyak lagi emas, perak dan tembaga yang bisa kita peroleh.
Yokohama Metal Co Ltd, sebuah perusahaan pemulung mendapati kenyataan bahwa ponsel dan kartu SIM merupakan tambang emas yang benar-benar hebat. Jika dari satu ton material yang diambil di tambang emas konvensional hanya didapat sekitar 5 gram emas, dari satu ton ponsel bekas yang dilebur bisa didapat 30 kali lipat, alias 150 gram emas.
Bisa Rp 45 Juta Sebulan
Lasykar Mandiri emas dari Singapura, dan juga Jepang, akan masuk Indonesia dan menawarkan pembelian kartu SIM bekas dengan harga sekitar Rp 100, atau Rp 1000 per ponsel. Mereka akan membangun pabrik untuk melebur alat komunikasi tadi, menjaring emas, tembaga dan perak yang ada.
Mari kita hitung peluang mendulang emas dari kartu SIM dari beberapa operator telekomunikasi yang ada di tanah air. Kita mulai dengan Telkomsel. Tahun ini pelanggannya sudah 52 juta. Dengan pertumbuhan pelanggan yang rata-rata 30% setahun, Telkomsel membutuhkan 200%, bahkan 300% kartu SIM dari jumlah pelanggan aktualnya.
Menurut seorang petinggi Telkomsel, persaingan bisnis yang ketat membuat tingkat churn ? banyaknya pelanggan yang pindah operator ? sangat tinggi. Untuk mendapat pertumbuhan pelanggan 1,5 juta sebulan seperti saat ini, Telkomsel harus menjual 12 juta kartu perdana (starter pack ? SP).
Ini berarti, dari Telkomsel saja ada 10,5 juta kartu SIM yang dibuang begitu pulsanya habis. Belum lagi dari PT Indosat, Excelcomindo (XL), dan delapan operator komunikasi nirkabel lain.
Total satu bulan bisa terkumpul sampai 25 juta ?kartu mati?. Kalau per kartu beratnya 2 gram, maka jumlah totalnya sekitar 50 ton. Jika semua itu berhasil dikumpulkan dan diambil logamnya, akan didapat sekitar 25 kilogram emas sebulan, dan sekitar 100 kg tembaga.
Dengan melumatkan 10.000 ponsel bekas atau seberat satu ton (diasumsikan rata-rata per ponsel beratnya 100 gram), berarti akan didapat 150 gram emas, 100 kg tembaga dan 3 kg perak. Ini di luar plastik, atau timahnya yang juga didapat.
Logam-logam tadi bisa dijual dalam bentuk ingot (logam bahan baku) yang harganya sudah cukup lumayan, karena berkadar 99,99% atau kalau emas 24 karat. Kalau mengikuti harga emas dunia yang Rp 300.000 per gram, setiap bulan dari kartu SIM dan RUIM bekas saja bisa didulang harta sedikitnya Rp 7,5 miliar. Padahal modalnya hanya 25 juta kali Rp 100, alias Rp 2,5 miliar.
Angka pendapatan ini akan bertambah dengan penjualan tembaga yang bisa mencapai Rp 1 miliar, juga dari karton yang dilebur jadi bubur kertas. Sepuluh ribu ponsel bekas yang dibeli sekitar Rp 10 juta akan menghasilkan emas senilai Rp 45 juta, dan tembaga senilai Rp 1 miliar. Ini di luar penjualan perak dan timah.
Namun di negeri kita, tak banyak ponsel yang dibuang. Pertumbuhan pelanggan seluler atau nirkabel masih tetap sebanding dengan jumlah masuknya ponsel baru. Pasar ponsel bekas pun lebih ramai dibanding pasar ponsel baru, karena banyak anggota masyarakat dari lapisan tertentu cenderung gonti-ganti ponsel, menukar-tambah ponsel yang baru 3 bulan dimilikinya dengan yang lebih baru.
Mungkin teman-teman sudah pernah mendengar atau bahkan sudah tak asing lagi dengan Windows Live Writter, tapi saya yakin tidak menutup kemungkinan ada diantara pengunjung yang belum mengetahuinya, maka saya memandang perlu untuk mempublikasikan hal ini dalam postingan saya kali ini, postingan yang saya ketik menggunakan aplikasi yang akan kita bahas saat ini.
Bagi kita yang koneksi internetnya lambat atau sering putus-putus, atau ingin ngirit besar biaya penggunaan internet untuk blogging maka ini adalah merupakan sebuah kabar gembira. Saat ini kita bisa ngeblog tanpa terhubung dengan internet atau ngeblog offline, tanpa harus sign in ke blogger dan masuk pada dasbor. Lho kok bisa? Jawabnya pasti bisa dengan Windows Live Writter (WLW).
Apakah Windows Live Writter (WLW) itu? WLW adalah salah satu sofware atau produk yangwindows-live-writer-preview dirilis oleh Microsoft, sebuah aplikasi editor untuk mempublikasikan postingan kita ke layanan blog paling populer, termasuk Windows Live Spaces, SharePoint, Wordpress, Blogger, LiveJournal, TypePad, Community Server dan banyak lagi.
Jika kita sudah biasa dan akrab menggunakan Microsoft Word, maka kita tidak akan kesulitan lagi menggunakan WLW, bahkan tanpa belajar.
Asyiknya ngeblog offline dengan WLW:
1. Yang pertama karena ini gratis (sukanya yang gratis mulu), tidak perlu sign in lagi ke blogger.
2. Area untuk mengetik ditampilkan secara penuh, sehingga jika kita sudah memiliki artikel diword tinggal copy paste saja (senangnya). Kalau punya banyak artikel tinggal kita atur kapan akan dipublikasikan dengan menset publish date disebelah kanan bgian kategori. Dan menerbitkannya saat kita online.
3. Kita bisa mengupload foto (bahkan lengkap dengan fasilitas edditing dan effecnya, keren khan?), video link, peta, tag, hiperlink, table dan lain lain.
4. Memungkinkan pula untuk mencari tulisan-tulisan yang ada di Local Drafts, Recently Published, atau tulisan terbaru yang sudah diambil langsung dari blog secara online. Untuk yang terakhir ini, terbatas pada jumlah tulisan yang diambil, bukan untuk keseluruhan tulisan pada blog.
5. Dan fitur kerennya lagi preview post kita karena diawal konfigurasi tool aplikasi ini juga mendownload template kita. Jadi hasilnya nanti InsyaAllah sama persis dengan postingan kita diWLW ini. Dengan fitur ini kita juga bisa melihat kode HTMLnya jadi jangan khawatir tidak bisa buat read morenya. He3.
Nah ingin mencoba aplikasi ini, silahkan download langsung di http://home.live.com
Bagi kita yang koneksi internetnya lambat atau sering putus-putus, atau ingin ngirit besar biaya penggunaan internet untuk blogging maka ini adalah merupakan sebuah kabar gembira. Saat ini kita bisa ngeblog tanpa terhubung dengan internet atau ngeblog offline, tanpa harus sign in ke blogger dan masuk pada dasbor. Lho kok bisa? Jawabnya pasti bisa dengan Windows Live Writter (WLW).
Apakah Windows Live Writter (WLW) itu? WLW adalah salah satu sofware atau produk yangwindows-live-writer-preview dirilis oleh Microsoft, sebuah aplikasi editor untuk mempublikasikan postingan kita ke layanan blog paling populer, termasuk Windows Live Spaces, SharePoint, Wordpress, Blogger, LiveJournal, TypePad, Community Server dan banyak lagi.
Jika kita sudah biasa dan akrab menggunakan Microsoft Word, maka kita tidak akan kesulitan lagi menggunakan WLW, bahkan tanpa belajar.
Asyiknya ngeblog offline dengan WLW:
1. Yang pertama karena ini gratis (sukanya yang gratis mulu), tidak perlu sign in lagi ke blogger.
2. Area untuk mengetik ditampilkan secara penuh, sehingga jika kita sudah memiliki artikel diword tinggal copy paste saja (senangnya). Kalau punya banyak artikel tinggal kita atur kapan akan dipublikasikan dengan menset publish date disebelah kanan bgian kategori. Dan menerbitkannya saat kita online.
3. Kita bisa mengupload foto (bahkan lengkap dengan fasilitas edditing dan effecnya, keren khan?), video link, peta, tag, hiperlink, table dan lain lain.
4. Memungkinkan pula untuk mencari tulisan-tulisan yang ada di Local Drafts, Recently Published, atau tulisan terbaru yang sudah diambil langsung dari blog secara online. Untuk yang terakhir ini, terbatas pada jumlah tulisan yang diambil, bukan untuk keseluruhan tulisan pada blog.
5. Dan fitur kerennya lagi preview post kita karena diawal konfigurasi tool aplikasi ini juga mendownload template kita. Jadi hasilnya nanti InsyaAllah sama persis dengan postingan kita diWLW ini. Dengan fitur ini kita juga bisa melihat kode HTMLnya jadi jangan khawatir tidak bisa buat read morenya. He3.
Nah ingin mencoba aplikasi ini, silahkan download langsung di http://home.live.com
Microsoft Word atau Microsoft Office Word adalah perangkat lunak pengolah kata (word processor) andalan Microsoft. Pertama diterbitkan pada 1983 dengan nama Multi-Tool Word untuk Xenix, versi-versi lain kemudian dikembangkan untuk berbagai sistem operasi, misalnya DOS (1983), Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2, dan Microsoft Windows (1989). Setelah menjadi bagian dari Microsoft Office System 2003 dan 2007 diberi nama Microsoft Office Word.
Sejarah
1981-1990
Banyak ide dan konsep Word diambil dari Bravos, pengolah kata berbasis grafik pertama yang dikembangkan di Xerox Palo Alto Research Center (PARC). Pencipta Bravo, Charles Simonyi, meninggalkan Xerox PARC dan pindah ke Microsoft pada 1981. Simonyi juga menggaet Richard Brodie dari PARC. Pada 1 Februari 1983, pengembangan Multi-Tool Word dimulai.
Setelah diberi nama baru Microsoft Word, Microsoft menerbitkan program ini pada 25 Oktober 1983 untuk IBM PC. Saat itu dunia pengolah kata dikuasai oleh WordPerfect dan juga WordStar.
Word memiliki konsep "What You See Is What You Get", atau WYSIWYG, dan merupakan program pertama yang dapat menampilkan cetak tebal dan cetak miring pada IBM PC. Word juga banyak menggunakan tetikus yang saat itu tidak lazim sehingga mereka menawarkan paket Word-with-Mouse. Word processor berbasis DOS lain, seperti WordStar dan WordPerfect, menampilkan hanya teks dengan kode markup dan warna untuk menandai pemformatan cetak tebal, miring, dan sebagainya.
Word untuk Macintosh, meski memiliki banyak perbedaan tampilan dari versi DOS-nya, diprogram oleh Ken Shapiro dengan sedikit perbedaan dari kode sumber versi DOS, yang ditulis untuk layar tampilan resolusi tinggi dan printer laser, meskipun belum ada produk seperti itu yang beredar untuk publik. Setelah LisaWrite dan MacWrite, Microsoft pun mencoba untuk menambahkan fitur WYSIWYG ke dalam paket program Word for Macintosh. Setelah Word for Macintosh dirilis pada tahun 1985, program tersebut mendapatkan perhatian yang cukup luas dari masyarakat pengguna komputer. Microsoft tidak membuat versi Word 2.0 for Macintosh, untuk menyamakan versi dengan Word untuk sistem atau platform lainnya.
Versi selanjutnya dari Word for Macintosh, adalah Word 3.0, yang dirilis pada tahun 1987. Versi ini mencakup banyak peningkatan dan fitur baru tapi memiliki banyak bug. Dalam hanya beberapa bulan, Microsoft mengganti Word 3.0 dengan Word 3.01, yang jauh lebih stabil. Semua pengguna terdaftar dari Word 3.0 dikirimi surat yang berisi salinan Word 3.01 secara gratis, sehingga menjadikan hal ini kesalahan Microsoft paling mahal untuk ditebus pada waktu itu. Word 4.0, yang dirilis pada tahun 1989, merupakan versi yang sangat sukses dan juga stabil digunakan.
Tahun 1990-1995
Pada rentang tahun ini, Word for Windows diluncurkan. Versi pertama dari Word for Windows dirilis pada tahun 1989 dengan harga 500 Dolar Amerika Serikat. Dengan dirilisnya Microsoft Windows 3.0 pada tahun selanjutnya, penjualan pun akhirnya terdongkrak naik, mengingat Word for Windows 1.0 didesain untuk Windows 3.0 dan performanya sangat buruk jika dijalankan pada versi sebelumnya. Microsoft menunggu hingga merilis Word 2.0 untuk mengukuhkan Microsoft Word sebagai pemimpin pasar pengolah kata.
Sejarah
1981-1990
Banyak ide dan konsep Word diambil dari Bravos, pengolah kata berbasis grafik pertama yang dikembangkan di Xerox Palo Alto Research Center (PARC). Pencipta Bravo, Charles Simonyi, meninggalkan Xerox PARC dan pindah ke Microsoft pada 1981. Simonyi juga menggaet Richard Brodie dari PARC. Pada 1 Februari 1983, pengembangan Multi-Tool Word dimulai.
Setelah diberi nama baru Microsoft Word, Microsoft menerbitkan program ini pada 25 Oktober 1983 untuk IBM PC. Saat itu dunia pengolah kata dikuasai oleh WordPerfect dan juga WordStar.
Word memiliki konsep "What You See Is What You Get", atau WYSIWYG, dan merupakan program pertama yang dapat menampilkan cetak tebal dan cetak miring pada IBM PC. Word juga banyak menggunakan tetikus yang saat itu tidak lazim sehingga mereka menawarkan paket Word-with-Mouse. Word processor berbasis DOS lain, seperti WordStar dan WordPerfect, menampilkan hanya teks dengan kode markup dan warna untuk menandai pemformatan cetak tebal, miring, dan sebagainya.
Word untuk Macintosh, meski memiliki banyak perbedaan tampilan dari versi DOS-nya, diprogram oleh Ken Shapiro dengan sedikit perbedaan dari kode sumber versi DOS, yang ditulis untuk layar tampilan resolusi tinggi dan printer laser, meskipun belum ada produk seperti itu yang beredar untuk publik. Setelah LisaWrite dan MacWrite, Microsoft pun mencoba untuk menambahkan fitur WYSIWYG ke dalam paket program Word for Macintosh. Setelah Word for Macintosh dirilis pada tahun 1985, program tersebut mendapatkan perhatian yang cukup luas dari masyarakat pengguna komputer. Microsoft tidak membuat versi Word 2.0 for Macintosh, untuk menyamakan versi dengan Word untuk sistem atau platform lainnya.
Versi selanjutnya dari Word for Macintosh, adalah Word 3.0, yang dirilis pada tahun 1987. Versi ini mencakup banyak peningkatan dan fitur baru tapi memiliki banyak bug. Dalam hanya beberapa bulan, Microsoft mengganti Word 3.0 dengan Word 3.01, yang jauh lebih stabil. Semua pengguna terdaftar dari Word 3.0 dikirimi surat yang berisi salinan Word 3.01 secara gratis, sehingga menjadikan hal ini kesalahan Microsoft paling mahal untuk ditebus pada waktu itu. Word 4.0, yang dirilis pada tahun 1989, merupakan versi yang sangat sukses dan juga stabil digunakan.
Tahun 1990-1995
Pada rentang tahun ini, Word for Windows diluncurkan. Versi pertama dari Word for Windows dirilis pada tahun 1989 dengan harga 500 Dolar Amerika Serikat. Dengan dirilisnya Microsoft Windows 3.0 pada tahun selanjutnya, penjualan pun akhirnya terdongkrak naik, mengingat Word for Windows 1.0 didesain untuk Windows 3.0 dan performanya sangat buruk jika dijalankan pada versi sebelumnya. Microsoft menunggu hingga merilis Word 2.0 untuk mengukuhkan Microsoft Word sebagai pemimpin pasar pengolah kata.