(Ini berita Seputar Indonesia 30 Juli 2009 yang meliput Seminar "Proyeksi Iklim dan Kualitas Udara 2010-2014" di LAPAN")
BANDUNG (SI) -Para pakar iklim, atmosfer, dan antariksa berhasil membuat proyeksi iklim dan kualitas udara Indonesia lima tahun mendatang (2010-2014). Dalam proyeksi tersebut, disebutkan penipisan lapisan ozon dan meluasnya hujan asam.
Proyeksi itu merupakan resume seminar nasional kerja sama Lapan dengan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) di Kantor Pusat Pemanfaatan Sains dan Atmosfer dan Iklim (PPSAI) Lapan Bandung, Jalan Dr Djundjunan No 133, Kota Bandung, yang berlangsung dua hari dan berakhir kemarin.
Proyeksi para pakar terbagi menjadi dua bagian, yakni proyeksi iklim lima tahun mendatang dan proyeksi kualitas udara dalarn kurun waktu yang sama. Dalam proyeksi iklim, para pakar belum dapat memperkirakan adanya kondisi ekstrem, tapi harus diwaspadai El Nino atau La Nina yang cenderung lebih sering terjadi.
"Ada kecenderungan awal lima tahun mendatang (2010-2012) relatif lebih kering dengan kemungkinan terjadi El Nino, dan akhir lima tahun mendatang (2012-2014) relatif lebih basah dengan kemungkinan terjadi La Nina”, ujar Kepala PPSAI Lapan Bandung Thomas Djamaluddin yang membuat resume dari berbagai model dan penelitian yang dipresentasikan.
Dalam proyeksi kualitas udara lima talum mendatang, para pakar memperkirakan ada kecenderungan sedikit penipisan lapisan ozon total di langit Indonesia dan perluasan hujan asam.
Penipisan ozon menyebabkan paparan ultraviolet matahari ke bumi semakin kuat, sementara hujan asam mengakibatkan gedung dan patung besi relatif lebih mudah rusak.
"Yang paling bahaya dari penipisan ozon adalah kanker kulit dan matinya beberapa biota. Orang harus lebih sering mengenakan jaket pada siang hari untuk melindungi kulit dari paparan ultraviolet," kataThomas.
Dia melanjutkan, kualitas udara di kota besar Indonesia lima tahun mendatang akan sangat dipengaruhi aktivitas industri dan transportasi. Emisi akan terus bertambah seiring peningkatan pemanfaatan sumber energi. Kebakaran hutan terkait erat dengan fenomena El Nino.
Menurut dia, kualitas udara lima tahun mendatang juga akan sangat dipengaruhi kebakaran hutan dan lahan yang terkait erat dengan El Nino. "Kualitas udara 2010-2014 tergantung pengendalian pencemaran dan pengendalian kebakaran hutan yang cenderung meningkat saat El Nino. Ozon yang cenderung sedikit menipis harus tetap dipantau", ujarnya.
Dia mengatakan, proyeksi para pakar itu akan diberikan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan berbagai pemerintah daerah sebagai lembaga resmi yang berwenang menyusun rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). "Mudah-mudahan bisa menjadi masukan," katanya.
Tentu saja, kata dia, berbagai penelitian dan model para pakar itu masih harus dikaji lebih rinci dan diperkirakan secara berkala. "Hasil penelitian harus dikomunikasikan dan diperbandingkan satu sama lain karena terbukti tidak ada penelitian atau model yang sama persis," katanya.
Tetapi dia berharap proyeksi ini tetap menjadi acuan pemerintah pusat dalam melakukan pembangunan.yang ramah lingkungan. "Kebijakan yang dilakukan sebaiknya jangan terburu-buru, harus ada SOP dan bukan bersifat dadakan. Ketika ada informasi El Nino, jangan sampai kemudian mengimpor betas, itu malah menunjukkan kepanikan dan bukan skenario yang dipersiapkan jauh sebelumnya," kataThomas.

0 comments